Promosi Komoditas Aceh, JMSI Gagasi Persaudaraan Aceh Rusia-Indonesia

SABANG | AcehNews. Net –  Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI)  Aceh,  Hendro Saky  mengatakan,  pihaknya tengah menggagas Persaudaraan Aceh Rusia-Indonesia (PARI) guna mempromosikan berbagai komoditas yang dimiliki Aceh ke Rusia.

“Kami telah berdiskusi dengan orang kelahiran Indonesia yang kini menjadi warga negara Rusia yang mengatakan ketertarikannya pada komoditas dari Aceh, khususnya komoditas pertanian dan perkebunan. Kami kira untuk hal ini diperlukan lembaga khusus sebagai jembatan,” ujar Hendro.

Hendro bersama Ketum JMSI Pusat,  Teguh Santosa mengunjungi Sabang. Setelah sehari pelantikan Pengurus Daerah JMSI Aceh dilantik. Dalam kunjungannya ke makam Letnan Khokhlov, di Kerkhof Merbabu, Ahad siang (28/3/2021), ia pun menyampaikan soal gagasan tersebut.

“PARI akan mendorong transfer pengetahuan dan teknologi dengan pihak Rusia,” kata Hendro.

Dalam waktu dekat,  lanjut Hendro, pihaknya akan menjalin komunikasi dengan KBRI di Moskow dan Kedutaan Rusia di Jakarta.

Sebagai pembicaraan awal, kata Hendro, pihaknya telah bertemu Wakil Ketua Umum Kadin Aceh, Muhammad Mada, dan organisasi pengusaha itu menyambut baik kehadiran PARI, dan mendorong agar intensitas komunikasi dengan berbagai pihak di Rusia, agar percepatan kerjasama dapat di wujudkan.

Hubungan Aceh dan Rusia

Namanya Sergey Vasilyevich Khokhlov. Ia adalah komandan Kompi berpangkat Letnan di atas kapal perang Kekaisaran Rusia, Poltava.

Sebuah kecelakaan di Pelabuhan Sabang merenggut nyawa Letnan Khokhlov pada 27 Februari 1901. Ia dimakamkan di pekuburan Kerkhof Merbabu, Sabang.

Setelah lama terlupakan, makam Letnan Khokhlov kembali “ditemukan” pemerintah Federasi Rusia pada 2019. Saat ditemukan, salib di makam Letnan Khokhlov telah rusak berat. Hanya tinggal bagian bawahnya.

Pada  sekitar 120 tahun setelah kejadian naas itu, Kedutaan Rusia memasang kembali salib di makam Letnan Khokhlov yang dikirim dari St. Petersburg. Upacara kecil di pemakaman Kerkhof Merbabu dihadiri Dubes Rusia Lyudmila Vorobieva dan Atase Pertahanan Rusia Sergey Zhevnovatyy.

Saat kecelakaan di akhir Februari 1901 itu terjadi, bersama rekan-rekannya Letnan Khokhlov dalam perjalanan dari Kronstadt di Pulau Kotlin, sebelah barat St. Petersburg, Rusia, menuju Port Arthur di Semenanjung Liaodong yang kini masuk Provinsi Dalian, Republik Rakyat China (RRC).

Pada masa-masa itu, akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, kawasan Asia Timur tengah memanas. Kekaisan Jepang dan Kekaisaran Rusia sedang berhadap-hadapan di Semenanjung Korea dan daratan Manchuria. Rusia mengirimkan kapal-kapal perang, termasuk Poltava, untuk memperkuat pertahanan mereka di Asia Timur.

Dari Rusia, Poltava melintasi Laut Baltik, Laut Utara, lalu berbelok ke Laut Mediterania sebelum melintasi Terusan Suez dan Laut Merah, sebelum tiba di Laut Arab dan Samudera India.

Poltava singgah di Sabang untuk menambah bahan bakar berupa batubara. Saat hendak melanjutkan perjalanan ke Hongkong, penahan jangkar sebelah kanan kapal yang diproduksi tahun 1894 itu jatuh dan menghantam kepala Letnan Kholkhov.

“Kisah Letnan Khokhlov dan kapal perang Poltava adalah salah satu bukti bahwa sejak masa silam Sabang di Aceh dan Indonesia umumnya adalah titik penting dan strategis dalam konstelasi politik global,” ujar Ketua Umum  JMSI Pusat,  Teguh Santosa yang mengunjungi makam Letnan Kholkhov di Sabang.

Dalam kunjungan itu, Teguh selain didampingi Hendro Saky,  juga didampingi Wakil Ketua Umum JMSI, Rahimandani, dan Ketua JMSI Sulawesi Selatan, Bakri Rewang.

Menurut Teguh yang juga dosen hubungan Internasional di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, media dapat berperan mengangkat kembali kisah-kisah dari masa lalu yang memperlihatkan peran penting berbagai daerah di Indonesia dalam percaturan politik dunia.

“Kisah-kisah seperti ini adalah kekayaan dalam bentuk lain yang sangat penting untuk dikemas dan dituliskan dengan baik dan akurat,” ujarnya lagi.

Di Kerkhof Merbabu ini juga dimakamkan Leon Jacques Carissan, seorang perwira kapal Le Mousquet milik Prancis, yang terluka parah dalam pertempuran di perairan Penang, Selat Malaka, melawan kapal Emden milik Jerman, pada 28 Oktober 1914. Ini adalah salah satu pertempuran laut penting di awal Perang Dunia Pertama.

Setelah kapalnya karam, Carisssan dan puluhan pelaut Prancis lainnya diselamatkan Emden dan ditransfer ke kapal uap Newburn milik Inggris yang selanjutnya membawa mereka ke Sabang.

Tentang pemakaman Carissan di Kerkhof Merbabu dituliskan di prasasti di tembok depan Kerkof Merbabu yang berada di Jalan Letjen Suprapto, Sabang.

Namun catatan lain di Wikipedia berbahasa Prancis menyebutkan bahwa Carissan dibawa ke Penang dan meninggal tiga hari kemudian. Dalam laman itu juga disebutkan Carissan mendapatkan gelar Legion of Honor secara anumerta setahun setelah Perang Dunia Pertama berakhir dengan kekalahan Jerman. (Saniah LS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *