Over Kapasitas dan Minimnya Prasarana, Pemicu Rusuhnya Lapas Kuala Simpang

AcehNews.net|KUALA SIMPANG – Minimnya prasarana di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIB, Kuala Simpang, Aceh Tamiang, diduga pemicu terjadinya kerusuhan pada Jumat (01/04/2016), yang menyebabkan sejumlah narapidana mengalami luka-luka.

Pasca terjadinya kerusuhan di Lapas Kelas IIB, Kuala Simpang, Sabtu (02/04/2016), dari amatan AcehNews.net di lokasi, suasana di dalam dan luar Lapas masih dijaga ketat pihak keamanan dari Polri dan TNI. Sementara itu masih terlihat kaca yang masih berserakan di setiap ruangan.

Pihak keamanan yang disiagakan terus berusaha mendinginkan suasana, agar tidak memicu emosi para Napi yang tempramennya belum stambil yang diakibatkan kekecewaan para Napi terhadap minimnya prasarana di Lapas tersebut.

“Saat ini pihak keamanan dari TNI dan Polri sedang berusaha mendinginkan suasana agar tidak memicu emosi para Napi karena kondisi tempramen narapidana belum stabil,” jelas Kepala Lapas Kelas IIB, Kuala Simpang, Aceh Tamiang, Tri Budi Haryoko, kepada AcehNews.net, Sabtu (02/04/2016).

Lebih jauh Kepala Lapas mengatakan, penyebab utama pemicu konflik karena kondisi Lapas yang over kapasitas yang seharusnya kapasitas Lapas Kelas IIB itu 150 orang. Namun kini kenyataannya Lapas Kelas IIB itu telah berisi sebanyak 488 Napi.

“Seharusnya satu kamar berisi tiga orang, kini malah sudah berisi 11 orang. Begitu juga ruangan Napi seharusnya berisi tujuh orang kini terisi 20 orang,” ungkap Kepala Lapas.

Lanjutnya, Lapas Kelas IIB Kuala Simpang menampung sekitar 60 hingga 80 narapidana yang tidak tertampung di kamar dan narapidana tersebut terpaksa tidur di mushola atau di runga kunjungan.

“Kondisi inilah yang memicu para narapidana mudah tersingung sebag minimnya prasarana di Lapas ini sehingga kekecewaan yang menumpuk mengakibatkan terjadinya kerusuhan,” demikian kata Kepala Lapas.

Lapas Kelas IIB, Kuala Simpang, Aceh Tamiang berkapasitas 150 orang. Banyaknya jumlah Napi yang ditampung mengakibatkan jumlah lapas melebihi kapasitas. Kini ada 488 Napi yang ditampung di Lapas ini yang sebagian tidur di mushola dan ruang tunggu.

 Melihat kondisi over kapasitas, pihak Lapas mengharapkan perhatian pemerintah daerah dan instansi terkait agar bisa segera mengatasi persoalan orver kapasitas tersebut yang sering menimbulkan konflik dan memicu emosi para narapidana yang ditahan di Lapas tersebut. (viona)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *