Nasib si Miskin Simeulue, Bertahun-Tahun Tinggal Digubuk Reyot

SINABANG | AcehNews.Net – Potret kemiskinan di Kabupaten berslogan Sejahtera masih tampak jelas. Seperti yang dirasakan keluarga Radian Sani (39), warga Desa Tameng, Kecamatan Salang, Kabupaten Simeulue ini.

Radian bersama istri dan keempat anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), terpaksa harus tinggal di rumah gubuk reyot berukuran 5×6, beratapkan daun rumbia dan dinding anyaman bambu yang mulai usang, setelah memutuskan pindah dari rumah orangtua, lima tahun lalu.

Keluarga kecil Radian memang tercatat sebagai keluarga kurang mampu di desanya. Pemerintah Desa tak menutup mata terhadap kondisi gubuk reyot keluarga itu, berbagai upaya telah mereka lakukan. Tapi sayang, hingga hari ini, belum ada satu pun respon cepat dari berbagai pihak.

“Kita sudah usaha ke Dinsos, Baitul Mal, tapi belum ada kabar. Kami juga sudah usaha ajukan proposal lansung sama Bupati (Erli Hasim), Alhamdulillah dapat memo dari beliau. Tetapi, realisasinya tahun 2020, sementara rumah sudah reyot, yang kita khawatir tak lama lagi roboh,” ujar Amran, Kepala Desa Tameng, Kecamatan Salang, kepada AcehNews.Net, saat menyambangi gubuk reyot Radian, pada Rabu kemarin (7/8/2019).

Miris memang, melihat kondisi gubuk tak layak huni yang ditempati keluarga ini. Bagaimana tidak, rumah itu hampir rubuh. Tapi untung saja dua buah batang bambu seukuran betis orang dewasa menompang, dari sisi kiri rumah. Kata warga, jika tidak, rumah itu sudah lama roboh.

Gubuk reyot kecil ini, di dalamnya hanya ada satu lemari kayu yang pintunya pun tak lagi beraturan. Lemari ini lah yang menjadi tempat menyimpan pakaian warga miskin Simeulue. Ruangan tamu pun menjadi ruang tidur, itu pun menyatu dengan dapur.

Dari warga sekita, AcehNews.net mendapat informasi, bahwa Radian hanyalah seorang penjala ikan. Hasilnya pun hanya cukup untuk makan dan jajan Sekolah keempat orang anaknya. “Bagaimana bisa ia membangun rumah yang layak huni. Untuk makan saja, radian terpaksa bekerja serabutan untuk bisa bertahan hidup,” celutuk seorang warga.

Istri Radian, Rosa mengatakan, suaminya kadang dapat lima ikat ikan, sudah dapat uang Rp50 ribu, itu pun kalau terjual semua. “Kadang tidak banyak dapat ikan, hanya cukup untuk kawan nasi saja,” kata Rosa.

Harapan untuk memiliki rumah yang layak huni, sudah lama diimpikan Radian dan Rosa. Keluarga miskin Simuelue ini percaya, suatu saat hidup mereka akan berubah jauh lebih baik. (Jenedi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *