LPG Naik, Omset Penjualan Roti Turun 50 Persen

KUALA SIMPANG – Naiknya harga gas elpiji 12 kilogram dan harga-harga kebutuhan pokok sangat memberatkan bagi usaha kecil dan menengah. Seperti yang dialami Ari Irawan , salah seorang pengusaha roti di Kota Kuala Simpang, Aceh Tamiang.

Naiknya harga gas elpiji secara berkala , ditambah naiknya harga BBM yang diikuti naiknya harga-harga kebutuhan pokok lainnya, membuat usaha yang dikelola Ari mengalami penurunan omset.

“Sejak dua bulan terakhir omset turun terus menurus hingga kini penurunan mencapai 50 persen. Kamipun terpaksa mengurangi produksi roti ,akibat biaya produksi yang tinggi dan lemahnya daya beli masyarakat saat ini. Biasanya omset yang diperoleh mencapai Rp3,5 juta  per hari , namun saat ini hanya sekitar Rp1,5 juta saja,” ungkap Ari kepada AcehNews net  saat ditemui di tokonya, Minggu (5/4/2015).

Sejak terjadinya kenaikan harga BBM, harga kebutuhan bahan baku pembuatan roti juga naik seperti gula, minyak , telur dan tepung roti. Ditambah lagi naiknya harga elpigi 12 kilogram,membuat biaya produksi semakin tinggi.

“Biasanya kami membeli tabung gas 12 kilogram sebanyak lima unit untuk kebutuhan produksi selama tiga hari, namun kini hanya membeli tiga tabung saja, untuk mengurangi biaya produksi . Tentunya kjumlah roti yang diproduksi saat ini juga sudah berkurang disesuaikan dengan permintaan konsumen yang tidak sebanyak dulu lagi ,” papar Ari sambil mengecek roti yang dimasak di dalam oven yang menggunakan tabung elpiji 12 kilogram.

Ari sangat berharap agar Pemerintah  mampu kembali meningkatkan daya beli masyarakat, dan tidak membiarkan rakyat kecil semakin menderita akibat naiknya harga BBM dan gas elpiji yang memicu naiknya harga-harga kebutuhan pokok lainnya.(vio)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *