Anak dan Ibu ini Bukan “Tarzan”, Diduga Korban Konflik

BANDA ACEH – Remaja lelaki bertubuh kerempeng  (kurus kering:red),  yang sering dipanggil orang di rumah sakit dengan sebutan Nasiran, bersama ibunya yang diduga korban konflik yang lari ke hutan sekira 10 tahun lalu. Keduanya ditemukan  dengan kondisi sedang berpelukan di hutan Pedalaman Blangpidie, Aceh Barat Daya, oleh sekelompok orang pencari batu giok.

Ibu dan anak yang hanya bisa berbicara “haaaa, haaaa” kepada orang yang menyapa, kini dirawat di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA)  Banda Aceh, di ruang Isolasi karena bertingkah aneh dari pada manusia normal lainnya. 

Nasiran dengan kulit pembalut tulang|Ratna

Nasiran dengan kulit pembalut tulang|Ratna

Saat dikunjungi AcehNews.net di ruang Isolasi, Seurune 1, Senin sore (11/5/2015) bocah laki-laki ini terlihat bertingkah aneh dan tidak bisa berbicara. Bahkan menurut informasi yang diterima. Nasiran, juga sampai memakan kotorannya sendiri.

Ia juga bertingkah laku aneh ketika melihat orang banyak disekitarnya, Nasiran tidak mau dipakaikan pakaian oleh pihak rumah sakit. Begitu juga dengan ibunya, ia juga tidak bisa berbicara dan melihat secara jelas.

Namun ibunya sudah diberikan pakaian lengkap oleh pihak perawat rumah sakit tersebut. Keduanya hanya bisa berbicara dengan bahasa isyarat ala ‘tarzan’, “haaa…haaa“, tetapi keduannya bukan “tarzan” melainkan diduga korban konflik.

Seperti amatan AcehNews.net, badannya Nasiran terlihat begitu kurus, akibat kekurangan gizi yang cukup. Doktor yang menangani Nasiran, dr Mars Nashrah mengatakan, ada yang tidak sesuia dengan pasien ini, karena ia berprilaku tidak seperti seperti layaknya anak-anak  seusianya. Badan kurus dan kurang gizi,

“Ia mengalami kekurangan gizi, berat badan Nasiran sekarang hanya 15,6 kilogram, sepatutnya anak  seusianya berat bedan harus lebih dari itu,” kata dr Mars Nashrah.

Kini pihak rumah sakit sudak mengatur pola makan Nasiran hingga mendapatkan gizi yang baik dan cukup. “Selama 14 hari ini kita akan kontrol untuk asupan gizi, dan mengembalikan ke berat badan normal itu butuh proses, setidaknya ini tahap awal selama 14 hari,” tuturnya lagi.

Nasiran suka berjalan secara merangkak dan mengamuk ketika tidak dibolehkan keluar dari ruangnya, apalagi ketika dia melihat pepohonan di luar rumah sakit dari kaca dan ingin berlari keluar. Tingkahnya ini membuat remaja laki-laki yang ditaksir berusia belasan tahun ini di tempatkan di ruang Isolasi. (zuhri)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *