Thayeb Dimata Salman Gayo

BANDA ACEH – “Thayeb adalah salah satu contoh pemuda Aceh yang tidak kalah dengan kesendiriannya. Kita tau pasca perdamaian Aceh, mantan kombatan GAM banyak merebut kue-kue perdamaian, dan ia lebih memilih untuk mengambil jalan kreatifitasnya sendiri,” ujar Salman Yoga S, Sastrawan Indonesia yang berasal dari tanah Gayo itu kepada AcehNews.net, Kamis (12/2/2015) di Banda Aceh. Salman Gayo (panggilan akrabnya) hadir di acara peluncuran novel “Aceh 2025) dan ikut membedahnya.

Salman mengaku sangat mengapresiasikan karya novel Thayeb Sulaiman karena ada gaya baru dalam dunia sastra Aceh. Menurut penuturan Salman, sastra Aceh sebelum 2015, biasanya menulis mengaktualisasikan apa yang terjadi dan apa yang sudah terjadi di masa lalu.

“Hari ini karya Thayeb, ternyata jenis karya sastra menulis apa yang belum terjadi,” ujarnya seraya menambahkan, bahwa karya seperti ini tergolong sesuatu yang baru. Meskipun gaya ini di daerah lain seperti  luar negri sudah umum, tapi di Aceh adalah sebuah karya yang baru.

Thayeb, sebenarnya tidak bisa melepaskan diri dari latar belakangnya sebagai mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).  Kenapa ia menulis Aceh pada tahun 2025 demikian sejahtera, otonom, mandiri, dan juga segi pemerintahan dan ekonomi, digambarkannya akan lebih baik daeri sekarang.

“Tentu itu muncul dari mimpi-mimpi ideologinya ketika konflik. Dan sekarang telah direalisasikan dalam karyanya, atau dalam imajinasinya,” tutup dosen Komunikasi di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, mengakhiri wawancara singkatnya dengan AcehNews.net di Banda Aceh. (zuhri noviandi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *