Tari Guel dan Pacu Kude Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

AcehNews.net|BANDA ACEH – Tari Guel dan Pacu Kude (pacuan kuda) ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Plt Bupati Aceh Tengah, Alhudri meminta masyarakat untuk melestarikan budaya tersebut dalam  kehidupan  sehari-hari.

“Tentu ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kabupaten Aceh Tengah, karena budaya yang sehari-hari berkembang dalam masyarakat di dataran tinggi Gayo itu kini sudah menjadi khasanah budaya yang diakui secara Nasional,” ungkap Alhudri usai menerima Sertifikat dari Sekretaris Daerah Aceh, Dermawan, Jum’at malam (16/12/2016) di Stage Indoors Taman Seni dan Budaya, Banda Aceh.

Namun, Alhudri mengatakan walaupun budaya daerah sudah diakui secara Nasional, pihaknya tidak boleh berhenti pada titik tersebut, tapi sebaliknya budaya daerah itu harus lebih disemarakkan.

Alhudri mengharapkan, setiap budaya daerah, baik yang sudah ditetapkan secara Nasional ataupun yang belum, tetap mendapat ruang dalam aktivitas keseharian masyarakat.

“Setiap seni budaya yang berkembang dalam masyarakat itu pasti punya nilai dan makna yang mengajarkan kebaikan, karena itu budaya yang baik tersebut harus terus dipertahankan dan dilestarikan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Alhudri mengharapkan pengakuan terhadap budaya daerah secara nasional dapat meningkatkan daya tarik wisatawan ke wilayahnya.

“Semua orang tahu Aceh Tengah punya pesona alam yang indah dan kami kira semua orang juga harus tahu keindahan alam itu juga dibingkai dengan kehebatan budaya masyarakatnya,” kata Alhudri sembari menegaskan komitmen pihaknya untuk melakukan revitalisasi seni budaya yang selama ini sudah berkembang dalam masyarakat.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Reza Fahlevi melalui handphone selularnya, Sabtu (17/12/2016) mengatakan, dengan ditetapkan Tari Guel dan Pacu Kude (pacuan kuda) sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, diharapkan kebudayaan-kebudayaan lainnya di Aceh umumnya dan di wilayah tengah khususnya terus dilestarikan.

“Ini kan sebagai supaya untuk menjamin dilestarikannya warisan atau pun karya-karya budaya di Aceh yaitu di wilayah tengah tentunya. Selanjutnya dalam hal ini Disbudpar Aceh akan terus melakukan upaya-upaya menjaga dan melesetarikan nya dengan menggelar even budaya  ini berkala dan berkelanjutan,” ujar Reza Fahlevi.

Reza menyebutkan seperti pancuan kuda bukan hanya lombanya yang  dilihat tetapi ada aktifitas semangat kebersamaan, mulai dari memperiapkan kuda hingga perlombaan berlangsung sukses, juga ada silaturahmi, selain olahraganya.

“Kami harapkan ini menjadi modal bagi Aceh Tengah dan kewajiban kami  mengangkat dan melestarikan budaya warisan. Sementara itu  dari sisi pariwisata sangat potensial dan menjadi daya tarik wisata di wilayah tengah yang memang saat ini menjadi destinasi yang diandalkan di Aceh. Selain  memiliki keindahan alam dan budaya yang sangat menarik, masyarakatnya juga sangat welcome dengan wisatawan yang berkunjung,” demikian pungkas Reza.  (emka/saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *