Populasi Harimau Sumatera Terancam Punah, Tak Sampai 500 Ekor

BANDA ACEH | AcehNews.net – Populasi Harimau Sumatera berada di ujung kepunahan. Di Aceh sendiri, jumlah harimau Sumatera diperkirakan tak sampai 500 ekor. Hendaknya, harimau Sumatera ini dapat dijaga dan dilestarikan agar tidak punah.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo Rabu (07/03/2018) menyebutkan, di seluruh wilayah Provinsi Aceh, populasi Harimau Sumatera diperkirakan sekitar 250 ekor. 

Saat ini, salah satu satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya ini paling banyak ditemukan di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

“Paling banyak di TNGL, diduga populasi di TNGL kisaran 100 ekor,” ujar Sapto.

Beberapa waktu lalu, kamera trap yang dipasang World Wildlife Fund (WWF) Indonesia di hutan Aceh berhasil merekam seekor harimau Sumatera, penampakan ini memang bukan kali ini saja terjadi. Pada 2017 lalu, harimau sempat dua kali turun ke pemukiman masyarakat dan membuat warga takut.

Pada Juli 2017, BKSDA turun tangan untuk menggiring harimau yang memakan sapi (lembu) milik warga di Gamlong Sukamakmur, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar. Masyarakat saat itu sempat berniat membunuh hewan ini dengan menaruh racun pada sisa sapi yang dimakannya.

Seorang pawang harimau yakni Syarwani pun diturunkan ke lokasi. Ritual pengusiran dilakukan dengan harapan harimau tidak lagi mengganggu ketenangan warga. Selain itu, petugas membantu pembuatan kandang anti serangan harimau dari kawat berduri serta memasang empat kamera pengintai.

Selain itu, diketahui tiga ekor harimau Sumatera masuk ke perkebunan warga Gampong Arul Item, Kecamatan Linge, Aceh Tengah, Selasa (19/12/2017) lalu. Pawang harimau kembali dikerahkan untuk melakukan pengusiran karena masyarakat yang resah dan takut dengan keberadaan hewan karnivora itu.

Meski sempat beberapa kali terlihat, namun keberadaan harimau Sumatera sudah di ujung kepunuhan. WWF Indonesia melalui akun twitter resminya juga mengajak masyarakat untuk turun tangan menyelamatkan Harimau Sumatera.

“Siapa sangka, kegagahan Harimau Sumatera diintai ancaman perburuan, perdagangan ilegal dan alih fungsi hutan yang membuatnya kehilangan rumah. Tidak hanya itu, konflik antara Harimau Sumatera dan manusia juga menjadi ancaman serius lain bagi kucing yang khas dengan lorengnya ini,” tulis WWF Indonesia dalam cuman Twitternya. 

Untuk menyelamatkan harimau, masyarakat tidak perlu ke belantara hutan. Tapi cukup dengan melapor jika melihat adanya perburuan atau pun perdagangan ilegal. Selain itu, WWF juga mendorong pemerintah untuk memperkuat perlindungan Harimau Sumatera serta menuntaskan revisi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

“Jadilah pahlawan konservasi dan selamatkan Harimau Sumatera terakhir yang kita punya!,” tulis WWF dalam salah satu statusnya.

Seperti diketahui, seekor Harimau Sumatera tertangkap kamera trap yang dipasang World Wildlife Fund (WWF) Indonesia di belantara hutan Aceh. Dalam rekaman video, satwa dilindungi ini diketahui juga suka berkubang.

Communication Officer WWF Indonesia Program Aceh, Chik Rini mengatakan, harimau tersebut terekam dalam kamera trap yang dipasang WWF di Aceh sejak 2013 silam. Hingga saat ini ada 20 unit kamera yang dipasang WWF di Aceh. 

“Terekam mulai 2014 sampai 2017. Lokasi di wilayah hutan Leuser,” kata Chik Rini. (hafiz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *