Hari Perempuan Sedunia, Perempuan Aceh Gelar Aksi dan Kegiatan Ditiga Titik

BANDA ACEH | AcehNews.net – Pada 08 Maret, merupakan Hari Perempuan Sedunia (International Women’s Day-IWD) yang ditetapkan pada tahun 1977 oleh PBB. Penetapan Hari Perempuan Internasional ini bertujuan untuk mengenang kegigihan perjuangan perempuan di berbagai negara dalam upaya pemenuhan hak-hak perempuan.

Di Provinsi Aceh, peringatan Hari Perempuan Sedunia diperingati di tiga kabupaten/kota secara serentak dengan menggelar aksi dan berbagai kegiatan, serta pembacaan doa dan tausiah.

Perayaan IWD 2018 dilaksanakan bersma oleh Flower Aceh, Balai Syura, Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (PTP2A) Aceh, Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Aceh, dan Forum Anak Tanah Rencong (FATAR) yang dirangkai dengan beberapa aktivitas.

Direktur Flower Aceh, Riswati mengatakan, Peringatan IWD pada 2018 menjadi salah satu momen penting untuk memperkuat semangat bersama perempuan di Aceh untuk memperjuangkan hak-hak kesehatan dan politiknya.

“Peringatan IWD ini juga dimaksudkan untuk memberikan dukungan kekuatan kepada para calon pemimpin khususnya pemimpin perempuan agar dapat memperjuangkan keadilan bagi semua umat, meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan perdamaian positif untuk Aceh,” tutur Riswati Kamis (08/03/2018) di Banda Aceh.

Lanjutnya, pelaksanaan perayaan IWD 2018 di Acehm tujuannya untuk mengkampanyekan hak-hak perempuan sebagai bagian dari hak asasi manusia yang harus dipenuhi. Selain itu agar semakin menguatnya dukungan pemerintah dan tokoh strategis (tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarkat, aparatur desa) di Aceh untuk kepemimpinan perempuan dan upaya pemenuhan hak-hak perempuan (hak kesehatan reproduksi, hak politik, dan pendidikan) sehingga selaras dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan agenda pembangunan global, disepakati oleh Negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk Indonesia.

Riswati juga menambahkan bahwa Perempuan dan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. “Jika bicara isu perempuan maka melekat erat tentang bagaimana perempuan dapat mengakses hak kesehatan seksual dan reproduksinya,” katanya lagi.

Berdasarkan fakta di lapangan, papar Riswati, saat ini masih banyak persoalan yang dialami perempuan terkait dengan rekproduksinya, yaitu tingginya Angka kematian Ibu (AKI), angka kematian bayi baru lahir, pernikahan usia anak, aborsi illegal, kehamilan tidak diinginkan, HIV AIDS, tidak memiliki kontrol terhadap tubuhnya, menjadi target kekerasan seksual, serta akses layanan publik untuk Kesehatan reproduksi dan seksual perempuan yang belum memadai di berbagai wilayah di di Aceh.

“Segelumit persoalan yang dialami perempuan, menjadi dilema ditengah-tengah upaya membangun masyarakat Aceh yang sejahtera dan bermartabat,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua P2T2A, Amrina Habibi berharap semua pihak dengan latar belakang beragam bisa bergandengan tangan untuk melakukan upaya pemenuhan hak hak petempuan.

“Persoalan yang paling krusial saat ini di Aceh terkait angka kekerasan terhadap petempuan yang terus meningkat, butuh komitmen semua pihak untuk penghapusan angka kekerasan terhadap perempua. Di sisi lain penting pula mengikut sertakan perempuan dalam proses perencanaan dan pembangunan Aceh agar harapan dan kebutuhan perempuan bisa diakomodir dan juga penting Pelibatan kelompok anak yg selama ini sering terlupakan,” ucapnya.

Ustad Masrul Aidi mengajak kelompok laki-laki dan para tokoh strategis desa untuk menghargai perempuan seperti halnya yang dilakukan oleh Nabiyuna Rasulullah SAW, dan memberikan ruang-ruang yang mendukung peningkatan kapasitas dan keberdayaan perempuan. Membangun keluarga yang Sakinah, Mawaddah Warrahmah menjadi keniscayaan untuk memberikan kenyamanan, kebahagiaan dan rasa aman bagi insan yang ada di dalamnya.

“Perempuan dalam keluarga menjadi madrasatul ula (sekolah pertama) bagi anak-anak, sehingga perempuan tentulah diharapkan bs menjadi pribadi yang cerdas, tangguh dan bijaksana sehingga ia bersama pasangannya dapat memberikan pendidikan yg baik dan diridhoi Allah bagi anak-anaknya,” pesan Ustad.

Di akhir tausiah, Ust Masrul Aidi memimpin pembacaan doa untuk pemenuhan Hak Perempuan di Aceh.

Kegiatan perayaan IWD dirangkai  antaranya talkshow TV, diskusi Diskusi Publik bersama kelompk perempuan di desa, tokoh adat & tokoh agama, aparatur desa, dan perwakilan instansi Pemerintah dalam rangka Perayaan hari perempuan sedunia (IWD) 2018 dengan tema “Perempuan pemimpin perubahan untuk pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang mendukung pemenuhan hak politik HKSR perempuan”.  (saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *