Luas Tanam Padi di Aceh Besar Seluas 48,300 Ha  

JANTHO – Pada 2015, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar telah menetapkan sasaran indikatif padi dengan luas tanam sebesar 48.300 hektare. Untuk itu, perlu terus ditingkatkan ketersediaan/produksi pangan, terutama dengan meningkatkan produktivitas melalui penerapan teknologi tepat guna dan pendayagunaan sarana produksi unggulan.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah SSos yang diwakili Sekdakab Aceh Besar, Drs H Jailani Ahmad MM saat membuka rapat turun ke sawah meugo ruweung musim tanam gadu 2015 se-Kabupaten Aceh Besar di Aula Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Aceh Besar, beberapa waktu lalu.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Perwira Penghubung (Pabung), Mayor Inf Syahrial, pejabat Dinas Pertanian Provinsi Aceh, Asisten II Setdakab Aceh Besar, DR Samsul Bahri MSi, kepala SKPD, para camat se-Aceh Besar, pejabat Stasiun Klimatologi, KTNA, Kepala BPP, dan para penyuluh.

Kepada peserta rapat, Sekdakab Aceh Besar mengharapkan agar terus memantapkan persiapan dalam menghadapi musim tanam gadu. Adapun persiapan yang perlu dilakukan meliputi kesiapan pelayanan saluran irigasi dan para petugas pertanian. Kesiapan dan ketersediaan benih unggul baru, tersedianya pupuk dengan harga yang terjangkau petani, serta kesiapan para pengelola traktor.

Di samping itu, kesiapan menyangkut modal usaha tani melalui berbagai pola yang dapat memenuhi kebutuhan usaha tani, terutama melalui penguatan kelembagaan petani serta kesiapan para PPL dalam mentransfer teknologi kepada para petani dan keluarganya.

Dari kenyataan pelaksanaan program ketahanan pangan yang sedang digalakkan, terutama pada lahan sawah, tambah Jailani Ahmad, sangat menggembirakan karena harga gabah kering sudah berada di atas harga dasar yang ditetapkan pemerintah. “Kebiasaannya pada panen raya, harga gabah di bawah harga dasar. Alhamdulillah, harga gabah kering sudah di atas harga dasar yang ditetapkan,” katanya.

Menurut dia, hal ini disebabkan berkat kerjasama semua pihak, mulai dari tingkat kecamatan hingga kabupaten dan kelompok-kelompok tani dalam menangani perlakuan panen dan pascapanen yang lebih baik.

Masih kata Sekdakab Aceh Besar, banyak hal yang dapat diupayakan melalui gerakan terpadu, di antaranya kawasan agropolitan, pengembangan usaha agribisnis pertanian, lumbung pangan modern, Desa Mandiri Pangan (Demapan), dan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) dengan menggunakan manajemen dan administrasi yang baik, teratur, serta sehat.

“Kesemua itu adalah upaya kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup petani dalam mengatasi krisis ekonomi yang terjadi, sehingga diperlukan kiat khusus untuk bisa keluar dari krisis di bidang ekonomi,” katanya lagi.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Aceh Besar, drh Alimin Hasan MM menjelaskan, kegiatan tersebut untuk merampungkan kesiapan menghadapi musim tanam gadu 2015 yang mengikutsertakan semua SKPD terkait, para camat, PPL, tokoh masyarakat dan KTNA se-Aceh Besar.

Musyawarah tersebut sangat penting kata Alimin. Artinya pada saat kondisi masyarakat yang benar-benar membutuhkan arahan dan bimbingan dari semua pihak, terutama dalam rangka meningkatkan produktivitas di sektor pertanian.(mariadi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *