Gempa 7 Desember, Fasilitas RSUD Meureudu Rusak Parah  

AcehNews.net|JAKARTA- Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, dr Erlinda mengatakan, sedikit kewalahan menangani korban gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, karena kurangnya tenaga medis dan 70 persen fasilitas kesehatan di rumah sakit yang dipimpinnya  rusak parah dan tidak bisa digunakan.

Dengan fasilitas minim dan kurangnya tenaga medis mengakibatkan lambannya penanganan korban gempa yg terus berdatangan ke rumah sakit tersebut, sehingga banyak korban yang dirujuk ke beberapa RS di kabupaten tetangga yaitu Pidie, Bireuen, Lhokseumawe, dan Banda Aceh.

Kata Erlinda, siang kemarin para dokter dan perawat yang tergabung dalam IDI Aceh mulai tiba di Kabupatgen Pidie Jaya.  Dan langsung menangani korban yang telah di evakuasi pihak relawan juga masyarakat setempat.

Minimnya daya tampung Rumah Sakit, pihak RS dan Dinas Kesehatan Pidie Jaya di bantu pihak TNI dan polri membuat posko darurat dengan mendirikan tenda di halaman rumah sakit, selain itu juga mengaktifkan aula dinas kesehatan sebagai ruang unit gawat darurat.

“Sekitar 70 persen bangunan RSUD rusak dan tidak bisa dipergunakan, sehingga kita harus membuat posko kesehatan di bawah tenda depan RS dan menggunakan Aula kantor dinkes pidie jaya sebagai UGD ” tutur direktur RSUD  Meureude melalui sambungan telpon.

Erlinda menyampaikan, dampak dari gempa itu 50 kamar rawat inap tidak bisa dipergunakan karena dindingnya retak parah dan dikhawatirkan akan roboh jika terjadi gempa susulan.

“Sebanyak 50 kamar rawat inap tidak berani kita gunakan dan hanya 15 kamar rawat inap yang bisa dipakai, selebihnya korban ditangani oleh tim medis di tenda darurat dan dirujuk ke RSUD Sigli, RSUD Bireuen dan RSU Zainoel Abidin Banda Aceh,” ujarnya.

“Kita sudah melakukan antispasi dan tim dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dari Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara sudah tiba dan siap membantu serta melayani korban gempa,” katanya lagi.

Dia memastikan, jumlah obat yang tersedia di RSUD masih tercukupi, bahkan dokter dari Tim Pemerhati Kepala dan Leher sudah datang dengan membawa sejumlah bantuan obat dan makanan.

“Tim pemerhati dari Rumah Sakit Cut Mutia, Dinkes Aceh Utara, Rumah Sakit Datu Beru Takengon yang keseluruhan ada 50 orang dipimpin oleh Dr Indra Z,SP.THT-KL sudah tiba dimerdu dengan membawa sejumlah bantuan alat medis, obat-obatan dan amakanan,” tambahnya lagi.

Hingga sore tadi RSUD Meureudu sudah menerima 200 lebih korban gempa pidie jaya, setengahnya telah d rujuk ke beberapa rumah sakit terdekat seperti Sigli, Bireuen dan juga Banda Aceh. Bahkan tidak hanya korban luka-luka saja yang rawat ke RSUD Mereudu, melainkan yang meninggal juga di bawa ke rumah sakit milik pemerintah Pidie Jaya tersebut. (fitri)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *