Batu Lumut Aceh Makin Diminati

BANDA ACEH – Sejak memenangkan kontes batu alam pada ajang Indonesia Gemstone (IGS) awal September 2014 yang digelar di Jakarta, harga batu lumut Aceh atau idocrase solar semakin diminati pengemar batu cincin di tanah air.

Saat ini, kata seorang pedagang batu alam di Kota Banda Aceh, Hendro, Rabu (8/10), masyarakat Aceh mulai suka memakai batu cincin. Tat kira itu laki-laki maupun wanita, remaja maupun orang dewasa. Tidak sedikit juga para orangtua menghadiahkan anak mereka masih berusia SD dengan perhiasan batu cincin.

Sekarang ini, kata Hendro, batu idocrase solar semakin diminati pengemar batu cincin sehingga harga batu cincin tersebut semakin mahal. Namun meski mahal makin terus diburu dan diminati.

Rinci dia, harga batu cincin idocrase solar untuk ukuran besar dengan kualitas baik bisa dijual mencapai Rp10 juta hingg Rp15 juta per butirnya. Kalau ukuran kecil bisa mencapai Rp2 juta hingga Rp3 juta (sudah siap dipakai).

Kalau kualitas batu cincin solar tidak ada kotoran di dalamnya,  jelas Hendro, jernih, bergiwang, dan bersih itu menandakan batu giok berkualitas bagus. Tetapi, jelasnya lagi, kalau di dalamnya ada kotoran maka batunya kurang berkualitas dan harganya pun murah.

Naiknya harga batu idocrase solar Aceh sejak batu jenis solar menang pada kontes IGS beberapa waktu lalu di Jakarta, sehingga harganya terus melambung naik, dan sangat sulit untuk mendapatkannya.

Salah seorang pengemar batu cincin di Banda Aceh, Lia  mengatakan, dia dulu mengoleksi batu cincin, gelang, hingga kalung yang batunya didapatkannya dari Kalimantan. Namun sejak batu giok Aceh jenis batu lumut Aceh naik daun dan ramai dibicarakan pecinta batu cincin, ia pun mulai tertarik.

“Indah dan cantik aja. Apalagi kalau dibuat perhiasan satu set, mulai dari cincin, gelang, hingga kalung, bagi saya kaum hawa ini bisa mengalahkan perhiasan batu permata lainnya. Warna dan giwang sangat cantik, masalah harga saya rasa masih bisa nego lah,” katanya sambil tersenyum.

Pedagang batu alam lainnya di Banda Aceh, Padil mengatakan, tingginya permintaan batu giok Aceh saat ini bukan saja dari pecinta batu alam dari Aceh, namun juga dari luar Aceh, seperti Medan, Palembang, dan Jakarta.

Dan kini provinsi terujung di Pulau Sumatera ini  menjadi salah satu daerah di Indonesia penghasil batu giok (nephrite jade), yaitu di Kabupaten Nagan Raya, Sungai Lumut (Aceh Tengah), dan Gayo Lues. (Agus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *