SINABANG | AcehNews.Net – Simeulue tidak saja terkenal dengan pariwisata dan komoditinya, Kabupaten kepulauan ini juga terkenal dengan kuliner khasnya, Memek. Makanan khas Daerah yang satu ini memang terdengar aneh dan lucu, tetapi bubur tradisonal masyarakat Simeulue ini sudah tersohor kelezatannya.

Bagaimana tidak, makanan yang terbuat dari beras ketan yang digonseng, dicampur buah pisang dan diseduh dengan air santan ini, merupakan salah satu menu yang dihidangkan kepada tamu pemerintahan yang berkunjung ke Simeulue.

Memek, memang aneh kedengarannya. Tapi kuliner tradisional masyarakat Simeuleu satu ini dibuat, sangat sulit ditemukan di hari-hari biasa, kecuali saat bulan Ramadhan. Jika ingin mrnikmatinya, biasa disajikan di rumah, saat menyambut tamu yang datang berbuka puasa bersama di rumah warga.

Sore hari menjelang buka puasa, memang menjadi kebiasaan masyarakat setempat duduk bersama tetangga, berbincang lepas tetang apa saja isu terhangat, sembari menunggu waktu berbuka puasa tiba.

Memek, bubur khas Simeulue yang mudah ditemukan saat bulan Ramadhan ini biasa menjadi menu berbuka andalan. Biasanya Memek, dihidangkan sebagai hidangan pembuka di atas meja makan, bersama takjil lainnya. Saat suara beduk atau serunai berbunyi, Memek, menjadi menu pertama yang disantap, setelah meneguk teh manis hangat atau minuman pembuka lainnya.

Bubur tradisional masyarakat Simeulue ini, dihidangkan dalam keadaan dingin, tak sedikit yang mencampurinya dengan es batu, seperti kolak dinging. Meski dihidangkan dalam keadaan dingin, aroma buburnya yang harus masih tercium mengoda selera untuk disantap.

Memek terbuat dari beras ketan dan dicampurkan dengan pisang. Ada yang menggunakan pisang kepok, pisang raja, atau pisang uwak, semua tergantung selera.

Ohya, pisang yang dicampurkan ke dalam bubur Memek, makin membuat kuliner ini enak di mulut dan nyaman diperut. (jen)