Wisata Sejarah Makam Meurah Pupok  

Matee Aneuk Meupat Jeurat

Gadoh Adat Pat Tamita

(Mati anak tahu dimana kuburannya

Hilang adat tidak tahu dimana dicari)

Hadih maja Aceh yang begitu terkenal soal penegakan syaiat Islam di Aceh. Hadih maja ini ada pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, jika pernah mendengar tentang kisah Abu Syamah Anak Umar bin Khattab maka kisah Meurah Pupok, putra satu-satunya Sultan Iskandar Muda tidak jauh dari kisah Abu Syammah yang di hukum mati oleh ayahnya sendiri karena dituduh sudah berzina.

Bukti adanya penegakan Hadih Maja ini adalah makam Meurah Pupok yang terletak di Komplek Pemakaman Kherkhoof atau yang disebut dengan Peucut. Kuburan Kerkhoff  Banda Aceh berada tak jauh Museum Tsunami Aceh, perkuburan ini juga bukti sejaran terjadinya perang Aceh melawan Belanda yang berlangsung pada 1873-1904 yang telah merenggut nyawa tentara Belanda dan kerugian mencapai jutaan golden.

Komplek pemakaman Kherkoff adalah cerita melalui batu nisan tentang kehidupan para prajurit yang di kubur disana. Ada hal yang menarik  di tengah-tengah kuburan tentara Belanda itu, terdapat sebuah kuburan yang terpisah dari yang lainnya dan nisannya berciri khas Islam, ini adalah  kuburan Meurah Pupok, satu-satunya putra kesayangan Sultan Iskandar Muda.

Meurah Pupok dihukum rajam oleh ayahnya sendiri, Sultan Iskandar Muda karena berbuat zina. Begitu cerita yang beredar meskipun pada masa Sultanah Safituddin nama Meurah Pupok sudah dibersihkan bahwa segalanya hanya kesalahpahaman dengan tidak adanya empat orang saksi dan hal lainnya namun cerita tentang Meurah Pupok terus diceritakan hingga hari ini.

Plang situs cagar budaya menujukan bukti sejarah masa lalu|Nita Juniarti

Plang situs cagar budaya menujukan bukti sejarah masa lalu|Nita Juniarti

Mahasiswa sejarah mengunjungi situs cagar budaya|Nita Juniarti

Mahasiswa sejarah mengunjungi situs cagar budaya|Nita Juniarti

Saat ini, Makam Meurah Pupok terawat dengan baik seperti makam prajurit dan jenderal Belanda disekelilingnya, sudah dipagari dengan baik dan nisannya sudah dibalut dengan kain putih untuk pencegahan hilangnya ornamen pada nisan. Pemugaran yang dilakukan adalah hal yang sangat luar biasa sehingga menjadikan kawasan ini sebagai tujuan wisata sejarah.

Oh ya, orang mengetahui kuburan Meurah Pupok di sana yang menurut literatur berada di depan Istana Darud Donya namun tidak pada tahun 2012. Saya pernah mengunjugi kawasan ini pertama sekali pada 17 Mei 2012 bersama teman-teman jurusan Sejarah.

Saat itu, kondisi Meurah Pupok sedikit memprihatikan dibandingkan dengan pemakaman Belanda yang ada di sekitarnya. Jika yang disekitarnya dirawat dengan baik maka akan terlihat makam Meurah Pupok “kurang sedikit” perawatannya.

Palang yang menyatakan bahwa ini adalah makam peninggalan Sejarah saja sudah karatan dimakan usia, bahkan palang yang bertulisan “Komplek Makam Meurah Pupok” sudah mereng hingga dibetulkan oleh mahasiswa sejarah pada saat itu.

Hanya dibatasi tembok dari makam disekitarnya yang menyatakan bahwa di sini ternyata ada pemakaman yang berbeda dibandingkan pemakaman Belanda disekelilingnya. Rumput panjang sudah merambati dinding tembok perbatasan nisan dan juga di nisannya sudah ada ruput sehingga ukiran pada kaki makam tertutupi oleh rumput. Air hujan mengisi ukiran makam pada bagian atas, sedikit memprihatinkan ketimbang makam disekelilingnya.

Saat ini, Komplek Makam Kerkhoff yang berukuran 150 x 200 m berlokasi di Jalan Teuku Umar, Kampung Sukaramai, Blower (samping Blang Padang) Banda Aceh. Di area ini juga terdapat makam putra Sultan Iskandar Muda, Meurah Pupok adalah daerah yang wajib dikunjungi bagi Anda pecinta wisata sejarah.

Situs Makam Meurah Pupok saat ini sudah terawat dengan baik dengan gerbang masuknya yang keren, beberapa orang ada yang melakukan foto after wedding atau pre wedding di tempat ini dengan backgroun Museum Tsunami. Untuk mencapai lokasi ini bisa di tempuh dengan labi-labi atau sepeda motor.

Wisata sejarah Makam Meurah Pupok, sebagai wisata edukasi anak bangsa mengenal sejarah bangsanya di masa lalu. Jadi tak salah jika waktu libur Anda dihabiskan bersama keluarga untuk mengunjungi wisata sejarah di pusat kota ini, setelah Anda mengunjungi wisata tsunami di Museum Tsunami Aceh yang tak jauh dari komplek perkuburan ini. Di Komplek Pemakaman Kerkhoff ini selain berziarah di makam anak Sultan Iskandar Muda, juga bisa melihat bukti sejarah kedasyatan Perang Aceh pada 1873-1904 silam. (nita juniarti)

    Leave a Reply to ibnuabbas Cancel reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *