Wida Yulia Viridanda, M.Psi., Psikolog:
Perilaku Manusia dan Respon Lingkungan yang Berpengaruh

AcehNews.net – Banyaknya pemberitaan mengenai tindak kekerasan dan perilaku agresif yang di tampilkan anak kepada orangtuanya, baik di kota besar maupun pedesaan membuat masyarakat (termasuk saya) menjadi bertanya, ada apakah dengan keluarga kita? Mengapa lingkungan keluarga menjadi tidak aman bahkan cenderung mencekam?

Bahkan di Aceh yang terkenal sebagai Serambi Mekah yang memiliki peraturan khusus secara Islami (Syariah Islam) yang notabene seharusnya memiliki akhlak Islami, hal tersebut banyak terjadi…
Berita ini salah satunya:

“ACEH UTARA– Hadijah (56), seorang ibu dipukuli oleh Husaini (25) anak kandungnya menggunakan rantai sepeda motor di Desa Cot Geulumpang, Kec Lhoksukon, Aceh Utara, Selasa (12/9).

Kapolres Aceh Utara AKBP Untung Sangaji melalui Kapolsek Lhoksukon AKP Teguh Yano Budi mengatakan, Hadijah mengalami luka sepanjang 4cm dengan kedalaman 2cm di kepala. Kini korban sedang dirawat di Puskesmas terdekat.

Kronologisnya, Husaini pulang ke rumah dan membangunkan orang tuanya untuk minta uang. Karena korban tak memiliki uang untuk diberi, kemudian pelaku mengambil rantai sepeda motor yang di bawah rumahnya dan menghantam kepala ibunya hingga pingsan dan berdarah-darah.
Ketika pelaku hendak melarikan diri, warga mengejarnya dan menyerahkan pelaku pada kepala desa untuk dipolisikan.

“Pelaku Husaini diduga mengalami gangguan jiwa akibat menggunakan narkotika jenis sabu. Dan kini pelaku sudah kita amankan,” kata AKP Teguh Yano Budi”.

Bagi banyak orang berita ini mengagetkan, walaupun bagi sebagian yang lain terdengar sudah biasa, karena sudah sering didengar. Apa sebenarnya yang bisa menyebabkan hal di atas?

Ilmu psikologi yang mempelajari perilaku manusia menjelaskan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh respon yang diberikan oleh lingkungannya. Manusia cenderung belajar berperilaku berdasarkan apa yang diamati dan dipelajari dari sekitarnya (Brooks, 2001). Suatu perilaku akan menguat bila memperoleh hasil yang positif untuknya (Ivey, D’Andrea, Ivey& Simek-Morgan, 2009). Apabila perilaku yang munculkan memperoleh respon yang menyenangkan menurut kacamata tiap individu, maka perilaku tersebut cenderung akan diulangi kembali. Dalam berperilaku ini, individu juga perlu melakukan kontrol, dan kemampuan kontrol dipelajari individu mulai dari kanak-kanak. Kontrol perilaku juga berkaitan dengan emosi yang dirasakan individu. Individu belajar bahwa emosi tertentu akan memberikan keluaran perilaku tertentu pula. Hal ini dilatih dan dipahami individu juga dari lingkungannya (Berger, 2011).

Zaman modern sekarang ini memberikan tuntutan yang juga tinggi bagi masyarakat. Banyaknya informasi yang dgn mudah diperoleh juga menyebabkan banyak informasi negatif yang bisa didapatkan oleh siapa saja.

Mulai dari pemikiran negatif sampai contoh perilaku negatif seperti paham-paham radikal dan penuh kekerasan sampai penyimpangan perilaku seksual maupun penyalahgunaan narkoba.

Dengan demikian, masyarakat perlu bijak dan dewasa dalam menyikapi informasi yang ada. Termasuk pemberian contoh yang baik dari lingkungan terdekat seperti keluarga. Makin tingginya tuntutan hidup saat ini membuat beban yang dimiliki setiap orang juga tinggi, mulai dari tuntutan ekonomi, tuntutan pekerjaan sampai gaya hidup. Beban hidup yang besar/ tinggi tersebut dapat meningkatkan tingkat stres pada individu (Rasmun, 2004).

Tingkat stres yang tinggi apabila tidak didukung dengan kemampuan interpersonal yang baik (strategi penanganan stres, berpikir positif, bertanggung jawab, dll) serta support sistem yang memadai seperti keluarga dan teman yang mendukung, dapat meningkatkan kemungkinan munculnya masalah pada individu, baik masalah berpikir, emosi, perkembangan dan perilaku (Schroeder & Gordon, 2002).
Kasus-kasus yg muncul di atas terkait perilaku negatif dari anak kepada orang tua juga dapat dilihat dari sudut yg sama.

Saat individu berada pada situasi yang tidak menyenangkan bahkan menekan, seperti tuntutan ekonomi, sosial bahkan budaya, dan individu bukan merupakan seseorang yang memiliki kemampuan kontrol diri serta mengatasi masalah yang baik, karena lingkungan kurang menstimulasi mereka melakukan hal yang tepat; contoh dari lingkungan (secara sempit- orang tua, keluarga dan teman, dan luas- media) juga kurang positif; serta kurangnya dukungan yang juga memadai dari lingkungan (umumnya cuek, masa bodoh & dingin), dapat menyebabkan individu memilih jalan yang tidak tepat dan negatif yang bisa merugikan orang lain, seperti perilaku agresif.

Lalu apa yang harus dilakukan?
Beri contoh yang tepat di dalam keluarga, biarkan setiap individu belajar mengenai hidup secara positif, beri kesemptan, perhatian dan kasih sayang serta kuatkan hubungan emosional dan spiritual dengan Allah SWT.

Bibit yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *