AcehNews.net|KUALA SIMPANG –  Dampak kemarau panjang mengakibatkan kekeringan yang melanda sejumlah desa di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh semakin parah. Warga mulai terserang penyakit gatal-gatal karena ketiadaan air bersih menyebabkan warga menggunakan air parit.

Salah seorang warga Desa Tanjung Genteng, Kecamatan Kejuruan Muda,  Zaki, sudah dua pekan lebih, mengalami penyakit gatal-gatal yang cukup parah. Sekujur tubuh dan wajahnya penuh bercak akibat gatal-gatal yang dideritanya.

Zaki merupakan satu dari sekira 10 warga yang mengalami gatal-gatal di desa tersebut. Dari pemeriksaan dokter, penyakit yang diderita zaki adalah hervest yang disebabkan oleh kuman.

Warga mengungkapkan, penyakit yang diderita Zaki dan warga lainnya dialami sejak warga menggunakan air dari aliran parit yang ada di luar desa mereka untuk mandi.

Musibah kekeringan kini melanda sembilan desa di tiga kecamatan di Aceh Tamiang. Dalam sehari air yang bisa didistribusikan BPBD Aceh Tamiang sekira 50 ton, belum mencukupi kebutuhan warga.

Melihat kondisi kekeringan yang terus meluas, bantuan yang ada dari pemerintah daerah setempat masih jauh dari harapan. Bupati Aceh Tamiang, Hamdan Sati yang dikonfirmasi AcehNews.net, Jumat kemarin (01/04/2016) mengatakan, dia sudah mengatasi persoalan krisis air bersih yang melanda daerahnya. Namun bantuan air bersih masih belum mencukupi kebutuhan warga di tiga kecamatan yang dilanda kekeringana akibat musim kemarau.

“Kami sangat berharap Pemerintah Aceh maupun pusat, ikut membantu menangani bencana kekeringan yang saat ini melanda daerah kami ini. Dampaknya kurangnya distribusi air bersih mengakibatkan warga kini mengalami penyakit gatal-gatal,” ungkapnya.

Kekeringan yang melanda Aceh Tamiang akibat kemarau panjang yang terjadi sejak 5 bulan terakhir telah mengakibatkan warga di daerah yang dilanda kekeringan mengalami penyakit kulit gatal-gatal akibat menggunakan air parit di luar desa mereka untuk mandi.  (viona)