Walhi: Aceh Darurat Ekologi, Wilayah Kelola Rakyat Terancam

BANDA ACEH | AcehNews.net – Pencemaran oleh kegiatan industri seperti pabrik semen, pupuk, pabrik kelapa sawit hingga pertambangan legal maupun ilegal. Proyek Strategis Nasional ini dinilai Wahana Lingkungan (Walhi) Aceh akan mengancam kawasan hutan dan lahan warga. Aceh pun dinyatakan darurat ekologi.

“Pembangunan dalam kawasan hutan yang tidak  berspektif  hutan dan lahan berdampak bencana. Belum lagi aktifitas ilegal di dalam kawasan hutan seperti ilegal logging, kebijakan tata ruang yang bermasalah, dan sebagainya. Jelas ini sebagai suatu ancaman ekologi di Aceh. Aceh darurat ekologi,” kata Direktur Eksekutif Walhi Aceh, M. Nur kepada AcehNews.net, Selasa (09/01/2018) di Banda Aceh. 

Walhi Aceh menyebutkan, bencana makin sering terjadi, bencana alam dan kerusakan lingkungan. Bencana 2017, 120 Kali , Kerugian sekitar Rp.1,50 triliun. Korban Jiwa 62.487 orang. Kebakaran dua kali, Kerugian sekira Rp46,3 miliar, dampaknya terganggu kesehatan warga akibag lahan terbakar. Kekeringan 14 kali, Kerugian lebih kurang Rp1,1 triliun. Gagal panen pertanian sawah dan ladang, beralih mata pencaharian.

Sebut M.Nur lagi, pencemaran limbah sebanyak tiga kali, Kerugian sekira Rp2,2 miliar, pertanian, sawah, tambak, dan sungai tercemar. Abrasi delapan kali, Kerugian sekitar Rp47, 9 miliar.
“Relokasi tempat tinggal, rumah amblas, rusak jalan, Sawah terendam, sawah tergerus, kebun jagung tergerus, Kebun kakao tergerus, kebun kelapa amblas,” ungkap M.Nur soal bencana yang terjadi.

Lanjutnya, puting Beliung 22 kali, kerugian Rp6,6 miliar, rumah rusak, depot air rusak, Mushalla rusak, kilang kayu hancur. Katanya lagi, Te terhambat transportasi, boat karam, tiang listrik tumbang, warga mengungsi, Warga cidera disambar petir, dan warga tewas disambar petir.

Data dari Walhi Aceh juga mencatat bencana banjir terjadi 38 kali, kerugian lebih kurang Rp219,6 miliar, rusak infrastruktur publik, kebun terendam, tanaman padi terendam, rumah rusak, hilang harta benda, kendaraan rusak, dan warga mengungsi.

“Begitu juga dengan bencana longsor yang terjadi 25 kali, kerugian sebesar Rp80,5 miliar. Kebun amblas, warga mengungsi, rumah tertimbun, pemukiman hancur, sekolah rusak, infrastruktur publik rusak, warga meninggal,” begitu pungkas M. Nur tentang bencana alam yg terjadi di Aceh. (hafiz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *