Seniman Aceh Gelar Terapi Seni Bagi Pencandu Narkoba

AcehNews.net|BANDA ACEH – Hari kedua acara Nuga-Nuga Art Workshop & Exhibition yang diselenggarakan oleh Komunitas Kanot Bu bekerja sama dengan Seniman Perantauan Atjeh (SePAt) turut diikuti beberapa mantan pecandu narkoba dari Pusat Perawatan dan Pemulihan Adiksi, Yayasan Permata Hati Kita (YAKITA) Aceh.

Asisten Manajer YAKITA Rizki Amelia mengatakan, para mantan pecandu narkoba yang sedang menjalani perawatan dan pemulihan kecanduan merasa sangat senang dengan aktivitas yang tidak biasanya. Menurutnya, di pusat perawatan dan pemulihan para pecandu menjalani program dengan kurikulum tertentu dan dijalani secara berkelanjutan.

“Kegiatan dengan ikut menjadi peserta workshop seni seperti di Komunitas Kanot Bu tadi siang menjadi semacam terapi dalam bentuk lain yang beda dari biasanya. Mereka sangat senang dan antusias mengikuti acara tersebut,” ujar Rizki, Selasa (02/08/2016) di Banda Aceh.

Nuga-Nuga Art Workshop & Exhibition adalah sebuah acara yang melibatkan para seniman muda dari beberapa komunitas seni khususnya komunitas seni rupa di Banda Aceh. Para seniman yang terlibat diminta untuk dengan memakai nuga (kayu sisa) sebagai medium karya mereka masing-masing.

Tu-ngang Iskandar, koordinator workshop mengatakan, pengambilan medium nuga adalah usaha mengajak para seniman muda di Aceh khususnya seniman rupa untuk bisa berkarya dengan memakai medium apa pun. Khususnya medium-medium yang mudah ditemukan di sekitar yang nantinya bisa menjadi sebuah benda seni. Dalam hal ini, di acara Nuga-Nuga Art Workhsop & Exhibition, nuga atau kayu sisa dijadikan sebagai medium untuk berkarya.

Berkaitan dengan mantan para pecandu narkoba yang juga turut menjadi peserta dalam acara workshop, mahasiswa Magister Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini mengatakan workshop seni adalah salah satu jalan terapi yang sangat bagus dalam proses pemulihan.

Dengan workshop seni seperti ini sedikit banyaknya bisa menumbuhkan suatu proses penemuan ide dan penciptaan yang berujung pada terkikisnya kenangan buruk selama menjadi pecandu aktif secara laten.

Di pihak lain ia mengatakan, rehabilitasi melalui ranah seni tidak hanya dibutuhkan oleh para mantan pecandu narkoba.

“Sengkarut keadaan sosial di Aceh seperti halnya perilaku para pejabat pemerintahan cukup membutuhkan rehabilitasi demi menjaga kewarasan berpikir kita,” ujarnya.

Workshop diadakan sejak tanggal 31 Juli sampai 02 Agustus, acara ini akan ditutup dengan pameran (exhibition) pada 03 hingga 05 Agustus 2016. Acara ini terselenggara dengan dukungan dari pelbagai komunitas dan kantong-kantong kreatif di Banda Aceh. Beberapa di antaranya seperti ADC, Akar Imaji, Geulanceng, Kaos Maop, Tu-ngang Sindycate, Nyanban Kaos, dan DGA.(saniah ls/ril)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *