Rintihan Sakit Si Yatim Penderita Kanker Tulang…  

Anak lelaki berusia 14 tahun itu telentang di atas kasur Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Senin (30/3/2015). Tangan kirinya sedang diinfus. Sesekali matanya melirik ke arah ibunya, Maimunah (45), yang setia menemaninya 24 jam selama dirawat di ruang Seurune 2 kamar 5.

Rahmatulnisfu, begitu nama panjangnya tertulis di papan nama pasien. Remaja yang divonis dokter mengindap pengyakit kanker tulang ini masih terdaftar sebagai siswa kelas 2 MtsN Kuta Baloh, Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan. Ia kini terbaring tak berdaya menahan rasa sakit di bagian paha kaki kanannya yang terus membesar.

Rahmat (panggilan akrabnya) sudah yatim, sejak Ayahnya bernama Lakamah meninggal dunia pada Agustus 2014. Ia pun kini hanya ditemani Ibunya, menunggu keajaiban datang, sehingga bisa kembali bersekolah, berkumpul bersama teman-temannya di MtsN.

“Anak saya sudah setahun sakit ini. Dulu hanya benjolan kecil di betis kanan kakinya, namun benjolan itu lama-lama semakin membesar. Hingga suatu hari anak saya ini menangis menjerit kesakitan, sepulang bermain bersama temannya,” cerita Maimunah kepada AcehNews.net, Senin (30/3/2015) di RSUZA Banda Aceh.

Lanjut Maimunah, sebulan setelah merasakan sakit teramat sangat,  paha kanannya membengkak hingga sebesar sekarang ini. Rahmat pun tidak bisa mengikuti proses belajar di sekolahnya. Ia pun berhenti dan menjalani perobatan di RSUD Dr H. Yulidin Away selama 20 hari dan dokter pun mevonisnya menderita penyakit kanker tulang.

“Dokter merujuk anak saya ke RSUZA Banda Aceh,” kata Maimunah yang ditemani anak perempuannya bernama Muslima.

Rahmat sudah enam hari menjalani perawatan medis di rumah sakit milik Pemerintah Aceh ini. Dokter belum memberitahukan keluarga miskin ini tindak lanjut medis yang akan dilakukan kepada si yatim ini.

“Sebenarnya sakit Rahmat sudah setahun. Cuma membengkak sampai sebesar ini baru selama satu bulan. Kasihan saya melihat adik saya ini, terkadang waktu sakitnya kambuh, ia tidak bisa menahan tangis bahkan sampai pagi terus menangis,” sambung Muslima yang ikut bersama ibunya menjaga Rahmat di ruang Seurune 2 Kamar 5 Rumah Sakit Umum dr Zainal Abidin, Banda Aceh.

Miris mendengarnya, keluarga miskin dari Aceh Selatan ini, tidak mempunyai sanak saudara di Banda Aceh. “Di sini kami tidak punya siapa-siapa, kalau di sana (Aceh Selatan) ada saudara yang datang menjenguk dan bisa diminta tolong. Tapi kalau di sini kami hanya bertiga,” Kata Muslima, sambil menyapu air matanya.

Muslima bersama Ibu dan adiknya dibantu Komunitas Peduli Kanker Anak Aceh (KPKA). Selama di Banda Aceh, komunitas inilah yang membantu meringankan beban keluarga miskin ini meski hanya menyediakan nasi bungkus kepada mereka.

“Kami dari komunitas hanya bisa membantu mencari bantuan seperti  membagikan nasi,” kata Ratna satu diantara aktifis KPKA kepada AcehNews.net di Banda Aceh.

KPKA ikut membantu keluarga miskin ini dengan menyebarkan informasi melalui jejaring sosial seperti Facebook dan BlackBerry (BB). Berharap ada masyarakat yang membantu meringankan beban keluarga ini semasa berada di Banda Aceh.  (zuhri)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *