Remaja 13 Tahun di Simeulue ini Mengurus Sendiri Ibunya yang Lumpuh

SINABANG | AcehNews.Net – Lulu Lusiani (13), gadis belia asal Desa Padang Unoi Kecamatan Salang Kabupaten Simeulue, berjuang menggapai cita-cita menjadi seorang guru, sembari menjaga sang Ibu yang sedang lumpuh.

Lulu begitu sapaan akrabnya. Saat ini ia masih duduk di bangku sekolah kelas 2 SMP. Sebelum berangkat sekolah, si yatim ini, menyiapkan sarapan untuk ibunya, cuci pakaian, dan pekerjaan rumah tangga lainnya, begitu pun sepulang sekolah. Nyaris tak ada waktu tersisa untuk dia bermain, layaknya remaja sebayanya.

Aktivitas seperti itu sudah ia kerjakan sejak setahun terakhir selama ibunya dalam keadaan lumpuh. Tak ada yang membantunya merawat sang ibu, selain ia anak satu-satunya, sang ayah pun Ajir telah tiada, sudah 13 tahun lalu, meninggalkan Lulu dan ibunya yang selama ini menjadi sandaran hidupnnya.

Ayah Lulu meninggal dunia pada saat umurnya baru 4 bulan. Ketika itu ayahnya mengalami musibah, terjatuh pada saat memanjat kelapa. Sejak itu hari-harinya bersama ibu hidup dengan kemiskinan. Apalagi saat kondisi ibunya tidak dapat lagi membantu mencari uang untuk menghidupi segala kebutuhan mereka berdua.

Lulu tak pernah mengeluh, dia terlihat ikhlas dan sabar menghadapi ujian hidup ini, ditinggal ayahnya sejak bayi dan kini harus merawat ibunya yang lumpuh diusianya yamg masih remaja.

Tak jarang Lulu terlihat begitu repot mengurus ibunya, namun karena itu sudah menjadi kewajiban selaku anak, baginya kerepotan itu adalah ladang pahala untuknya.

“Kalau bukan saya yang ngurusin ibu siapa lagi?!” begitu ucapnya lirih sembari menunduk, saat dijumpai AcehNews.Net baru-baru ini di kediamannya, Selasa (12/2/2019).

Sejak sang Ayah meninggal dunia 13 tahun yang lalu, ibunya Rusdiani menggantikan posisi ayah sebagi tulang punggung. bekerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan hari-hari keluarga miskin ini.

Namun, sejak 5 tahun terakhir, ia tak bisa lagi berbuat banyak lantaran darah tinggi. Bahkan setahun terakhir ini ia tak bisa berbuat apa-apa lagi karena mengalami lumpuh. Untuk jajan anaknya sekolah saja, ia menyisihkan uang dari pemberian warga. Kini, Rusdiani hanya berbaring di tempat tidur, sesekali ia bisa duduk bersender ke dinding, sekedar menyapa orang yang bertamu ke rumahnya.

Namun begitu besar harapannya, semoga Pemda Kabupaten kepulauan itu memperhatikan kondisinya, dan juga berharap kiranya rumahnya yang mulai lapuk dimakam usia itu bisa berganti dengan rumah yang layak huni.

Selain itu, ia juga berharap, putri semata wayannya bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga masa depan putrinya kelak akan lebih baik dari dirinya.

“Sekurang-kurangnya anak saya bisa lulus SMA, tapi jika bisa masuk perguruan tinggi guna mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru, itu lebih baik lagi,” begitu harapnya dengan mata berkaca-kaca.

Sejak Ibu satu anak itu lumpuh, kata salah seorang tokoh masyarakat setempat, Amintas, untuk makan dan kebutuhan lainnya mengharap belas kasihan dari warga setempat. Hal itu pun dibenarkan oleh Gusriadin yang merupakan salah seorang warga.

“Mudah-mudahan ada bantuan dari pemerintah, baik itu rumah layak huni maupun bantuan lainnya,” demikian harap Gusriadin. (Jenedi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *