Pemerintah Aceh Lestarikan Saman hingga Mendunia

BLANGKEJEREN | AcehNews.net – Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, membuka Festival Saman di Lapangan Seribu Bukit Gayo Lues, Senin malam (19/8/2019). Nova mengatakan tari saman sebagai salah satu warisan budaya takbenda miliknya dunia haruslah terus dilestarikan dan dipromosikan sebagai daya tarik wisata budaya.

“Sebagai khasanah budaya, saman wajib kita lestarikan. Kerja keras melestarikan saman adalah bagian dari upaya kita memajukan kesenian di Aceh,” kata Nova.

“Saman adalah salah satu keunggulan Aceh, nasional bahkan global. Karena itu kita harus menampilkan saman sebagai bagian jati diri kita. Ini aset bangsa khususnya Aceh,” kata Nova lagi. Ia menyebutkan, kebudayaan bisa menjadi salah cara meraih kejayaan.

Sejak UNESCO mengakui saman sebagai warisan tak benda pada 2011 lalu, pemerintah terus gencar melakukan kampanye atau promosi saman hingga mancanegara. Festival Saman yang semula dilaksanakan dalam kegiatan Gayo Mountain International Festival (Gamifest) bahkan dijadikan Kementerian Pariwisata RI sebagai salah satu dari 100 top event nasional. Nova berharap festival tahunan itu bisa berdampak domino pada kunjungan wisatawan.

Bupati Gayo Lues, Muhammad Amru mengatakan, Festival Saman di daerah itu merupakan tindak lanjut dari Gayo Alas Mountain International Festival (Gamifest) tahun 2018 lalu. “Kegiatan ini merupakan Aceh Top Event yang masuk dalam 100 kegiatan pariwisata nasional,” kata Amru.

Amru menyebutkan selain didukung penuh Pemerintah Aceh, kegiatan Saman Festival juga didukung oleh Kementerian Pariwisata RI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Amru mengatakan tujuan kegiatan itu adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas seni Gayo.

“Kita berharap Dataran Tinggi Gayo ini juga bisa ditetapkan menjadi strategis pariwisata nasional,” kata Bupati Amru.

Sementara itu, Kepala Museum Nasional, Iswanto mengatakan, bagi masyarakat Gayo Lues, Saman barangkali adalah marwah kehidupan di mana silaturahmi tumbuh dalam diri para penari saman.

Namun demikian, kata dia lagi, sebagai aktifitas kebudayaan yang keseniannya telah diakui dunia sebagai salah satu warisan budaya tak benda dunia, sudah saatnya penyebaran pengetahuan empiris tentang saman harus disampaikan agar bunyi Saman bisa terdengar hingga ke seluruh dunia.

“Tugas kita memastikan ekosistem saman tetap hidup di tengah masyarakat. Jika Saman mau dimiliki dunia, ayo sebarkan pengetahuan empiris tentang saman,” demikian kata Iswanto. (Saniah LS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *