Pedagang Ayam Potong di Banda Aceh Mengalami Penurunan Omset

 

AcehNews.net|BANDA ACEH – Sejumlah pedagang ayam di pasar tradisional di Kota Banda Aceh mengaku mengalami penurunan omset. Hal ini disebabkan tingginya harga ayam potong 3 bulan terakhir ditingkat perusahaan peternakan, sehingga pedagang harus menambah modal.

Dari pantaun AcehNews.net di Pasar Tradisional Peunayong, Banda Aceh pada Senin (08/02/2016) harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp10 ribu/ekor di tingkat pedagang.

Salah seorang pedagang ayam potong di Pasar Tradisional Peunayong, Wandi (23 tahun), mengatakan awal Desember 2015 hingga Februari 2016 harga ayam potong terus mengalami kenaikan harga. Sedangkan untuk permintaan di tingkat pasar tidak mengalami penurunan malah permintaan untuk ayam potong semakin tinggi, namun stok ayam di perusahaan berkurang.

Wandi menyebutkan, untuk harga ayam ukuran besar dari harga Rp35 ribu/ekor kini naik menjadi Rp45 ribu. Sedangkan ayam ukuran sedang dari harga Rp30 ri bu/ekor naik menjadi Rp40 ribu. Begitu pun dengan ayam ukuran kecil yang mulanya bekisar Rp28 ribu/ekor kini naik menjadi Rp38 ribu.

“Sekarang harga jual ayam potong terus mengalami kenaikan harga, akibat kondisi ini, kami para pedagang ayam mengalami penurunan omset. Untungnya sedikit dan kami pun harus menambah modal,”papar Wandi.

Jelasnya lagi, walaupun harga ada kenaikan tetapi permintaan ayam masih stabil, hal ini dikarena di Aceh sekarang masih musim Maulid. Wandi mengaku dalam sehari penjualan mencapai 120 ekor ayam, tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Tetapi, karena keuntungan menipis, walaupun permintaan ayam stabil tetap berimbas pada pendapatan pedagang.

“Tahun lalu, 2015, kami bisa memberi upah pekerja harian kami Rp100 ribu per hari, tetapi beberapa minggu terakhir ini karena untung sedikit, kami cuma bisa memberi gaji Rp80 ribu per hari,”sebut Wandi imbas yang juga dirasakan pekerja harian di pasar tradisional.

Menurutnya, persaingan antar pedagang juga salah satu faktor menurunnya keuntungan para pedagang, karena tidak jarang diantara mareka ada yang banting harga demi menarik pelanggannya.

“Harapan saya ada kesatuan yang mengatur antar pedagang ayam, jadi harga ayam tetap terkontrol dan permasalahan banting harga tidak terjadi di pasar tradisional,”demikian saranya.

Hal yang sama juga diutarakan salah seorang pedagang, Soki (31 tahun). Kepada AcehNews.net, Soki mengatakan, dari harga PT mengalami kenaikan harga ayam potong. Kalau dulu harga ayam potong yang masih hidup Rp18 ribu/kilogram kini naik menjadi Rp23 ribu/Kg.

“Hampir  tiga bulan harga ayam naikk. Awal Desember 2015 sudah naik  dan sampai Februari 2016 harga ayam potong semakin tinggi, dari informasi yang kami terima, penyebab kenaikan karena stok ayam berkurang terus banyak bibit ayam yang mati,”jelas Soki.

Soki menambahkan, sejak bulan Maulid permintan ayam potong meningkat di pasar tradisional Banda Aceh. Kenaikan ayam potong dari Rp8,000/Kg hingga Rp10 ribu.”Kalau sudah bersih ayam potong sekarang ini harganya Rp42 ribu per kilogram. Akibat kenaikan harga ini kami harus tambah modal sementara itu omset penjualanan menurun,”kata Soki.

Selama ini pedagang ayam di Banda Aceh mendapatkan stok ayam dari perusahaan peternakan di Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Lhokseumawe, dan Langsa. Selama ini pihak perusahaan memberi bibit ayam kepada masyarakat untuk dipelihara dan kemudian perusahaan lah yang menyalurkannya kepada pedagang. (oga/saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *