LHOKSEUMAWE | AcehNews.net – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh kembali mendatangkan Pawang harimau ke Desa Seureuke Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara.

Diketahui sebelumnya bahwa pihak BKSDA Provinsi Aceh juga telah pernah mendatangkan Tgk Syarwani Sabi (Pawang harimau) yang juga bekerja pada Instansi BKSDA provinsi Aceh pada Ahad (1/12/2019) lalu, untuk melakukan pengusiran harimau yang kerap memangsa sapi peliharaan warga dengan cara melakukan ritual dan doa bersama.

Kedatangan Tgk Syarwani Sabi bersama Tim Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP) kali ini untuk mendeteksi satwa dilindungi itu menggunakan pemasangan kamera trap bukan sekedar ingin melakukan ritual dan doa pengusiran saja.

“Pawang kita datangkan kembali, kali ini bersama Tim WCS, KSDA Aceh dan Resort KSDA 11 Aceh Utara. Jadi, tim hari ini sudah di lapangan. Kemungkinan sekalian untuk pemasangan kamera trap. Tim juga akan berkoordinasi dulu dengan masyarakat dan Muspika,” jelas Kamarudzaman yang juga Kepala Seksi KSDA wilayah I Lhokseumawe.

Menurut nya, turunnya Harimau Sumatera ke pemukiman warga, pihaknya menduga bisa jadi dikarenakan satwa di hutan seperti Rusa maupun Kijang yang selama ini menjadi mangsanya sudah berkurang seiring perburuan oleh manusia dan perambahan hutan. 

“Harimau keluar dari hutan, dikarenakan pada dasarnya secara teori dan fakta di lapangan bahwa satwa tersebut adalah tipe satwa yang soliter. Di mana mereka memiliki home range atau daya jelajah tertentu. Dalam hal ini diimbau kepada warga untuk agar selalu mewaspadai konflik dengan Harimau,” kata Kamaruzaman. 

Selanjutnya, ia mengatakan, nantinya untuk penanganan konflik ini tidak bisa dilakukan secara parsial, maka harus secara komprehensif dan melibatkan para pihak tentunya. “Intinya kita melihat hasil di lapangan dulu, untuk kemudian akan komunikasikan kembali terkait penanganannya,” demikian ucapnya.(Syahrul)