Urutan Ketujuh di Indonesia,
Miris, Selama 4 Tahun Aceh Miskin Terus

AcehNews.net|BANDA ACEH – Miris nasib provinsi terujung di Pulau Sumatera, Aceh, yang notabane kaya sumber daya alamnya ini, tercatat berada diurutan ketujuh di Indonesia dan urutan kedua angka kemiskinan tertinggi di Sumatera. Penyebabnya antara lain masih kurangnya program unggulan.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh, mencatat pada 2013 sampai dengan 2016, jumlah penduduk miskin di Aceh berfluktuasi. Sebut Kepala BPS yang baru yaitu Wahyudin, Maret 2013 jumlah penduduk miskin di Aceh mencapai 842,42 ribu jiwa atau sebesar 17,60 persen. Di bulan yang sama, 2014, jumlah itu turun menjadi 821,26 ribu jiwa  atau 18,05 persen. Kemudian pada 2015, angka kemiskinan menjadi 851,59 ribu jiwa atau sebesar 17,11 persen.

BPS Aceh

BPS Aceh

BPS Aceh

BPS Aceh

Memasuki tahun keempat, masa kepemimpinan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf, Maret 2016 jumlah penduduk miskin Aceh 848,44 ribu jiwa atau 16,93 persen. Angka ini berkurang sebanyak 11 ribu penduduk miskin dibandingkan pada 2015. Namun Aceh masih berada diurutan ketujuh  dari 34 provinsi di Indonesia dan kedua di Sumatera dengan jumlah penduduk miskin.

“Jika dilihat periode Maret 2015 hingga Maret 2016, jumlah penduduk miskin di Aceh sebesar 2,29 persen. Angka tersebut juga lebih tinggi dari rata-rata nasional. Saya berharap Pemerintah Aceh dapat memperbanyak program-program unggulannya, karena dengan cara demikian angka kemiskinan bisa berkurang,” saran Wahyudin, Senin (18/07/2016) di Banda Aceh.

Wahyudin juga menyarankan, agar Tim Pengendalian Kemiskinan Aceh harus bekerja lebih ekstra guna menurunkan angka kemiskinan di Aceh yang menurunnya masih dibawa angka rata-rata nasional.

Sebutnya, pada periode Maret 2015-Maret 2016, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,10 persen. Jelasnya, dari 10,92 persen menjadi 10,82 persen. Sementara itu di pedesaan mengalami penurunan 0,41 persen dari 19,56 persen menjadi 19,15 persen.

Kepala BPS Aceh dikesempatan yang sama mengatakan, komoditi makanan di Aceh mengambil peran lebih besar daripada komoditi non makanan terhadap garis kemiskinan. Dalam hal ini beras memberikan sumbangan paling besar dengan pencapaian sebesar 37,18 persen di pedesaan dan 31,85 persen di perkotaan, disusul bensin sebesar 12,40 persen di perkotaan dan 13,47 persen di pedesaan, dan rokok kretek  yang mencapai 10,68 persen di perkotaan dan 9,32 persen di pedesaan.

Sementara garis kemiskinan bukan makanan, antaranya komoditi perumahan memberi sumbangan paling besar yaitu mencapai 24,64 persen di perkotaan dan 25,36 persen di pedesaan. (agus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *