AcehNews.Net – Beberapa orang melempar kain mata pancing mereka, berdiri berjejer di pinggiran batu pemecah ombak di Alue Naga, Banda Aceh. Terdengar suara deru boat dari arah laut membelah air laut yang kala itu agak tenang gelombangnya.

Sore itu, matahari sudah separuh turun, angin berhembus pelan, menyatu dengan suara ombak memecah bebatuan yang memagari bibir pantai. Sungguh teduh suasana menjelang senja di Pantai Alue Naga, Banda Aceh waktu itu.

Beberapa masyarakat yang asyik memancing mengatakan kepada AcehNews.net beberapa waktu lalu, banyak dari warga berdatangan ke Pantai Alue Naga, tidak saja untuk memancing tetapi juga menikmati view lautnya, setiap sore, sembari menunggu waktu berbuka puasa (ngabuburit).

Pantai Alue Naga terletak di Desa Alue Naga Kecamatan Darussalam, Banda Aceh. Pantai ini adalah tempat terdekat bagi mahasiswa dan masyarakat untuk melihat sunset, memancing, atau sekedar duduk melihat percikan air pada tanggul batu sebelum berbuka puasa.

Lokasinya yang tidak terlalu jauh dari pusat Kota Banda Aceh, sekira 15 menit. Jika dari arah Jalan T. Nyak Arief, bertemu tugu Pena atau Simpang Mesra, belok ke arah kiri, melewati Hutan Kota. Biasanya dekat jembata sebelum ke arah Pantai Alue Naga, beberapa pedagang menjajakan ikan laut yang masih segar, hasil tangkapan nelayan setempat.

Saat melintas memasuki jalan ke pantai, terlihat pohon cemara terlihat kiri dan kanan yang memagari jalan. Juga terlihat beberapa pedagang musiman saat bulan Ramadhan menjajakan air tebu, air kelapa muda, dan kue-kue tradisional di sana kepada mereka yang melintas di jalan tersebut. Sambil menghabiskan waktu ngabuburit di Pantai Alue Naga, pulangnya bisa membawa santapan berbuka di rumah.

Ohya yang perlu Anda ketahui, jika ke pantai ini, ada peraturan desa yang ketat tertulis di sana ketika masuk ke arah Desa Alue Naga yaitu, “Dilarang berduaan dengan bukan mahram”. Harus diingat untuk tidak melanggar peraturan yang ditetapkan dan puasa pun berkah (nita juniarti)