Mahasiswa Hukum UI ini, Akan Mencalonkan Diri Sebagai Gubernur Aceh Pada Pilkada 2017

AcehNews.net – Muhammad Yunus Azhari. Pria yang biasa dipanggil Yunus adalah putra dari pasangan dari Ir.Azhari Djakfar dan Dra.Tasliana tidak lama lagi akan menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada Agustus 2016.

Ayahnya adalah pegawai di Dinas Peternakan Nagan Raya dan Ibunya guru di MAN Meulaboh 1. Sejak kecil Yunus sangat ingin mengabdikan diri dalam pemerintahan, ia ingin keringat kerja kerasnya bermanfaat untuk masyarakat secara keseluruhan, karena kebijakan dan kerja keras pemimpin dalam pemerintahan sangat berpengaruh terhadap masyarakat.

Cucu dari Teungku Chik di Kila Nagan Raya ini sangat mengagumi kepemimpinan Rasulullah Muhammad SAW. Kata dia, kesejahteraan rakyat bukan sekedar karena program pemerintahan yang baik, atau cerdasnya pemimpin dan masyarakat, tetapi hal tersebut tergantung dari ketaqwaan pemimpin dan penduduk dalam suatu negeri.

Lanjut dia, Allah dalam Al-Qur’an telah mengajarkan kepada hambanya manusia bahwa Allah akan melimpahkan kandungan dari bumi dan langit kepada negeri-negeri yang penduduknya bertaqwa kepadanya. Rasulullah Muhammad SAW sebagai pemimpin ummat dan juga pemerintahan  mencontohkan tentang kepemimpinan dan akhlak seorang pemimpin.

“Rasulullah seorang pemimpin yang memberikan contoh, bukan memerintah. Rasullullah mencontohkan tentang kehidupan pemimpin yang hidup sederhana. Rasulullah memiliki sifat yang jujur, amanah, cerdas dan bertanggung jawab. Hal tersebut merupakan sifat yang jarang dimiliki pemimpin saat ini,” kata Yunus yang sangat mengidolakan Nabi Muhammad SAW.

Menurut Yunus, Aceh akan kembali sejahtera bukan sekedar besarnya uang atau anggaran Pemerintah yang dimiliki saat ini, tetapi penentuannya adalah ketaqwaan kepada Allah dan contoh sifat Rasulullah dalam kepemimpinannya.

“Apabila Allah mengizinkan dan masyarakat Aceh mempercayai saya memimpin dalam pemerintahan, kita akan fokus pada perbaikan akhlak atau karakter sesuai yang diajarkan Rasullah Muhammad SAW,” katanya penuh keyakinan.

Pemimpin dan masyarakat menjalankan pemerintahan dan bermasyarakat benar-benar karena Allah dan takut akan pertanggungjawaban di hari akhirat. Sehingga setiap orang akan berbuat baik sesuai yang diperintahkan Allah dan akan mengurangi permasalahan Aceh pada saat ini yaitu korupsi, kehidupan mewah kalangan tertentu disaat masih adanya tetangga yang miskin.

“Saya akan melanjutkan program pemerintahan sebelumnya, karena tidak ada permasalahan pada program-program Pemerintah Aceh selama ini. Kita perbaiki adalah pelaksana program-program tersebut, semoga pelaksana program tersebut harus sadar bahwa setiap tanggung jawabnya benar-benar tujuanya adalah Allah dan ada pertanggung jawaban di akhirat. Sehingga tidak ada penyelewengan dalam melaksanakan program Pemerintah Aceh,” kata Yunus.

Solusi permasalahan karakter adalah menjadikan Aceh kembali menjadi kota santri sebagai pusat pembelajaran agama Islam. Pemerintah Aceh nantinya akan memberikan Rp1 miliar untuk setiap pesantren yang di Aceh. Hal tersebut untuk pengembangan pesantren dan terbentuknya usaha ekonomi kreatif.

Tujuannya selain sebagai keuangan pengembangan pesantren, juga untuk mendidik santri sebagai pengusaha muda sesuai sunnah Rasulullah Muhammad SAW. “Rasulullah Muhammad SAW sebagai pedagang/pengusaha internasional beserta para sahabat lainnya sehingga keuangannya bermanfaat bagi masyarakat dan kejayaan Islam,” katanya lagi.

Yunus mengatakan, akan menambahkan program perbaikan sumber daya generasi muda Aceh. Karena investasi terbaik saat ini adalah sumber daya manusia untuk kesejahteraan Aceh dimasa yang akan datang.

“Generasi muda Aceh akan gratis kuliah di Perguruan Tinggi Nasional seluruh Indonesia, agar generasi mudah Aceh dapat menuntut ilmu tanpa terkendala masalah ekonomi. Kemudian kita akan mendukung munculnya Pengusaha Muda. Hal tersebut didukung dengan pemberian modal Rp20 juta kepada usia 23-30 tahun,” sebut Yunus untuk program bagi pemuda Aceh.

“Percayalah program itu dapat dilaksananakan dan kita akan mencarikan solusi terhadap anggaran danannya. Karena prinsip membangun pemerintah berawal dari rumah. Setiap orang tua akan memberikan yang terbaik kepada anaknya, karena masa depan ada di generasi muda. Apabila anaknya sukses, Insya Allah dapat merawat dan membahagiakan orang tua,” ujar Yunus.

Yunus merasa perlu maju sebagai Bakal Calon (Balon) Gubernur Aceh pada Pilkada 2017 akan datang, melalui jalur independen. Menurut dia lagi, pemikiran dan program yang disebutkannya di atas, dapat diterapkan dalam pemerintahan, kesuksesan generasi muda dapat mensejahterakan orang tua dan negara, jika dia bisa diduduk di pemeritahan dan menjadi orang nomor satu di Aceh, sebagai pengambil kebijakan.

“Gerakan perubahan bukan berdasarkan uang yang dimiliki, tetapi tergantung ketaqwaan dan tujuannya Allah, sehingga setiap manusia akan berbuat baik karena takutnya pertanggungjawaban di akhirat,” tutupnya mengakhiri bincang-bincang sorennya dengan AcehNews.net.

Jika Yunus akan maju di jalur independen, mencalonkan diri sebagai Balon Gubernur Aceh pada Pilkada 2017 akan datang. Dengan demikian Yunus menjadi calon termuda dari beberapa calon yang sudah muncul dan siap menyatakan diri maju sebagai balon Gubernur Aceh, yaitu Zaini Abdullah, Irwandi Yusuf, Muzakir Manaf, dan Tarmizi Karim. (saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *