Mahasiswa Demo DPRA, Minta Dewan Batalkan Kunjungan Luar Negeri

AcehNews.net|BANDA ACEH – Mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Aceh, menggelar aksi demo di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Senin (25/07/2016), meminta dewan agar membatalkan kunjungan kerja ke luar negeri yang dianggap pemborosan uang rakyat.

Aksi yang dimulai sekitar pukul  11.00 WIB itu, awalnya belasan mahasiswa hanya berorasi di depan pintu gerbang gedung. Namun karena tidak diizinkan masuk, belasan mahasiswa tersebut mendorong pintu pagar dan menaikinya. Sekitar pukul 12.15 WIB, kemudian mahasiswa baru diperbolehkan masuk ke dalam perkarangan oleh petugas keamanan.

Ketua DPRA, Muharuddin bersama Wakil Ketua, T Irwan Djohan, menanggapi aksi mahasiswa. Kedua wakil rakyat dari Partai Aceh dan Nasdem ini diminta untuk menandatangani surat pernyataan bahwa tidak ikut serta dalam Kunker lima benua tersebut.

Koordinator Aksi, Hasrizal mengatakan kepada wartawan, aksi itu digelar untuk mendesak DPRA membatalkan Kunker anggota di lima komisi di lima negara. Menurut Hasrizal, Kunker itu dinilai mahasiswa melukai hati rakyat Aceh yang tengah dalam kondisi kesejahteraannya terpuruk dengan tingginya angka kemiskinan di Aceh selama 4 tahun belakang ini.

Menurut mahasiswa, Komisi I telah berangkat ke Amerika Serikat, Komisi IV yang sudah kembali dari Maroko, dan beberapa komisi lain, juga akan berangkat ke Australia, Swiss, dan Spanyol.

“Komisi I DPRA yang berangkat ke Amerika, merupakan program dadakan karena baru mendapatkan undangan untuk mengikuti seminar politik dan hukum. Padahal sistem hukum di Amerika Serikat dan Indonesia justru sangat berbeda, apalagi dengan Aceh,” sebutnya.

Kegiatan kunker itu tambahnya, juga akan menguras uang rakyat sebanyak Rp3 miliar. Padahal masih banyak program pro rakyat lain yang dapat diprioritaskan anggota dewan, untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat Aceh.

Untuk itu mahasiswa meminta pertanggungjawaban dari hasil Kunker ke luar  negeri dan mendesak DPRA menganggarkan uang kepada program pro kepentingan rakyat.

Sementara itu, Ketua DPRA, Muharuddin mengatakan, lima komisi yang Kunker ke luar negeri berdasarkan undangan, setelah adanya pihak luar negeri yang menghadiri seminar di Aceh.

“Seperti Komisi I yang berangkat ke Amerika Serikat, karena pada Mei lalu perguruan tinggi asal Amerika datang ke Aceh sharing informasi. Kemudian mereka meminta DPRA datang ke Amerika,” ungkapnya.

Menurutnya, mekanisme Kunker yang menghabiskan anggaran sekitar Rp3 miliar itu, semunya ada di Badan Musyawarah (Bamus). Sehingga pimpinan tidak bisa memberikan pendapat apapun, jika itu keputusan akhir dari Bamus.

“Harapan kami, mudah-mudahan komisi yang telah melakukan kunjungan kerja ke luar negeri  hasil kujungan tersebut nanti akan disampaikan ke pimpinan DPRA, kemudian ke Gubernur Aceh, selanjutnya diteruskan kepada Kementerian Dalam Negeri,” demikian kata Ketua DPRA di depan belasan demonstran. (agus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *