Kepala BRG RI Tinjau dan Serahkan Bantuan Revitalisasi Ekonomi di Merauke

MERAUKE | AcehNews.net – Dalam suasana pandemi virus corona, Kepala Badan Restorasi Gambut RI, Nazir Foead bersama rombongan melakukan kunjungan kerja di Merauke, Papua dari 16 hingga 19 November 2020 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Dengan agenda peninjauan kegiatan revitalisasi sosial-ekonomi masyarakat yang menerima alat tangkap ikan, mesin perahu (ketinting) dan pelatihan pembuatan abon ikan dan bantuan pemasaran oleh YKB (Yayasan Kitong Bisa) di Kampung Pachas dan Boha, Selasa (17/11/2020). Selanjutnya melakukan penanaman padi secara simbolis seluas 30 hektar di Kampung Jaya Makmur, Distrik Kurik, Rabu (18/11/2020).

Kedatangan kepala BRG guna mendukung kegiatan masyarakat di kawasan lahan gambut. Salah satunya kebijakan BBKSDA Papua mendorong masyarakat Kampung Pachas dan Boha memanfaatkan ikan gastor dari perairan suaka marga. Sejalan dengan kegiatan penelitian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati Papua.

Menjaga ekosistem gambut, saat ini sudah ada beberapa kajian dan lesson learned agroforestry (paludikultur dan agrosilvofishery-kombinasi agroforestry+ikan) serta penelitian budidaya sagu dan kekayaan keanekeragaman hayati Papua untuk mendukung restorasi dan revitalisasi ekonomi masyarakat terutama jenis yang bernilai ekonomi seperti sagu, kumbili, patatas, keladi, ikan gabus, kakap, mujair, dan ternak.

“Masyarakat difasilitasi memanen ikan gastor, memproses dan menjual. Untuk pasar ekonomi, kami bantu prosesnya. Hadir Staf khusus presiden Billy Mambrasar turut membantu kita dalam mencari pasar. Beliau mengontak pembeli dari Surabaya dan mereka siap membeli hingga 2.500 paket ikan abon pesanan pertama,” beber Kepala BRG RI, Nazir Foead didampingi Kapokja wilayah Kalimantan dan Papua Kedeputian Konstruksi Operasi dan Pemeliharaan, Rudy Priyanto, Kasub pokja Papua,

Parihutan Sagala kepada wartawan di RM Segeri disela-sela kesibukannya.
Dia menerangkan, ada dua kelompok masyarakat di Kampung Pachas dan dua kelompok di Kampung Boha, Muting yang mendapatkan bantuan sejak 2019 berupa alat tangkap ikan dan pelatihan-pelatihan. Tahun ini, kembali mendapat bantuan cool box dan mesin ketinting dari BRG.

“Satu sisi ekonomi masyarakat meningkat, kawasan konservasi gambut bisa terjaga,” tuturnya.

Adapun kegiatan BRG bekerja sama dengan Yayasan Kitong Bisa pada tahun 2020 ini dalam proses pendampingan masyarakat penerima bantuan. Tujuan kegiatan itu adalah meningkatkan keahlian masyarakat dalam mengolah sumber daya yang dimiliki serta mengoptimalkan bantuan yang telah diberikan sehingga menjadi produk yang bernilai jual lebih tinggi.

Yayasan Kitong Bisa mendukung kegiatan di 5 Kampung di Kabupaten Mappi antara lain, Agham, Wairu, Obaa, Ima dan 2 Kampung di Kabupaten Merauke. Selain pelatihan pembuatan abon ikan juga masyarakat diajari mengolah pangan kreasi dari tepung sagu.

Target Restorasi
Dikatakan, BRG menargetkan untuk merestorasi 39,315.65 hektare lahan gambut di Provinsi Papua. Kabupaten Merauke memiliki target restorasi hampir 1/3 luas target Provinsi Papua, yakni 11,653.16 hektare. Karena itu Kabupaten Merauke menjadi prioritas restorasi gambut sejak 2018 hingga 2020. Kabupaten lain yang menjadi target kegiatan restorasi BRG adalah Kabupaten Mappi, dan Kabupaten Asmat.

Sampai tahun 2020, BRG telah memberikan sebanyak 69 paket revitalisasi ekonomi di Papua sebanyak sembilan paket melalui skema penugasan hanya di Kabupaten Merauke dan 60 paket melalui skema tugas pembantuan). Adapun rincian sebagai berikut: 52 paket revitalisasi ekonomi di Kabupaten Mappi sejak 2018 dengan kegiatan budidaya tanaman sagu untuk meningkatkan produksi dan konsumsi sagu di masa mendatang sebagai makanan pokok masyarakat Papua.

Paket Revitalisasi Ekonomi di Kabupaten Asmat berupa kegiatan budidaya tanaman sagu pada tahun 2020. Sebanyak enam paket revitalisasi ekonomi di Kabupaten Merauke sejak 2019 dengan rincian dua paket penanaman sagu di Kampung Kaliki dan Senegi serta empat paket kegiatan penanaman sawah padi di Kampung Harapan Makmur, Jaya Makmur, Sumber Mulya, dan Sumber Rejeki.

“Paket revitalisasi ekonomi menyasar wilayah Suaka Margasatwa Danau Bian dan Taman Nasional Wasur. Meskipun profil dan karakteristik gambut yang berbeda, keberlanjutan pertanian ramah gambut tetap perlu dilakukan di Papua terutama dengan mempertimbangkan karakteristik dan kapasitas lokal. Saat ini untuk program Desa Peduli Gambut, sudah ada 12 DPG di provinsi Papua dan mengelola sebanyak 10 mini demplot (kebun percontohan),” lugas Nazir.

Dia menambahkan, untuk pengembangan daerah lebih lanjut, saat ini sudah masuk tahap pengusulan untuk Kawasan Pedesaan Berkelanjutan Merauke yang mencakup empat distrik: Distrik Malind, Kurik, Tanah Miring dan Semangga.(Hidayatillah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *