Kapolres Merauke Latih Mama Papua Asal Pedalaman Asmat Bikin Minyak Goreng

MERAUKE | AcehNews.net – Mengunyah pinang adalah salah satu tradisi yang melekat di kalangan masyarakat Papua. Seperti yang dilakukan mama-mama Papua asal pedalaman Asmat yang kini sedang dibina oleh Kapolres Merauke, AKBP Untung Sangaji, membuat minyak goreng di tenda pelatihan home industri. namun siapa sangka, kebiasaan mengunyah pinang itu dihentikan ketika melakukan hal ini.

Saat ditemui AcehNews.net, mama-mama Papua pedalaman Asmat mengatakan, lebih memilih berhenti mengunyah pinang saat bekerja di home industri Polres Merauke. Alasannya, karena mendapat saran dari AKBP Untung Sangaji untuk menjaga kebersihan dan kualitas hasil produksi minyak goreng.

“Kalau masih kerja, kita tidak mau makan (kunyah, red) pinang. Saat jam istirahat makan siang atau selesai kerja baru kita makan pinang. Kita sudah hampir dua minggu dilatih. Perasaannya semua senang. Mau terus bekerja di sini,” ucap mama Papua, Margareta Birif kepada media ini dibenarkan oleh 20 mama Papua lainnya yang sedang membuat minyak goreng di tenda pelatihan home industri Polres Merauke, pada Kamis (15/1/2021).

Diakuinya, bukan berhenti total mengunyah pinang yang sudah menjadi kebiasaan, namun membatasi pada waktu tertentu saat bekerja. Bahkan, mama Papua ini tidak menyangka diberikan tempat penyimpanan pinang (kotak plastik) oleh Kapolres Merauke.

Bekerja mulai pukul 08.00 WIT sampai sore, 21 mama-mama Papua Asmat membagi tugas pekerjaan mulai dari mengupas kelapa, menggiling, memeras santan, memasak air dan membuat minyak goreng ditunggu hingga meniriskan minyak yang sudah jadi ke toples besar. Mama-mama Papua tampak semangat bekerja, meski sebagian ada yang membawa anak-anak kecilnya.

Sementara itu, Kapolres Merauke, AKBP Untung Sangaji, kepada AcehNews.net menuturkan, mama-mama Papua tersebut diperbolehkan mengunyah pinang saat istirahat, makan atau selesai bekerja. Kebiasaan yang tidak mudah itu diterima oleh mama-mama Papua dengan tujuan agar tidak mencemari hasil masakan.

“Kalau orang kerja dimana-mana bikin makanan itu tidak boleh makan pinang. Mereka tidak mengerti sewaktu-waktu (masakannya, red) tercemar pinang, orang sanksi produksinya, langsung bubar. Jadi kita jaga kebersihan tempat, hasilnya bagus. Sekarang hasil kerja mereka mulai baik. Ketika mereka sudah mulai mahir, mereka harus tahu hasil kerja home industri ini akan dikonsumsi masyarakat. Kalau bagus mau dikasih merek,” terangnya.

Pria penerima penghargaan Under Ambrella and Mission Sacre of United Nastions, A.D.P.C.A.I.T Bangkok ini, gigih melatih masyarakat pedalaman Asmat dengan sabar dan ikhlas agar masyarakat bisa mandiri di kemudian hari. Selain itu, mengamati dengan teliti hasil kerja pengolahan minyak mama-mama yang mulai bagus.

AKBP Untung Sangaji juga menghadiahkan Tupperware kepada setiap mama-mama Papua untuk menyimpan pinang, kapur, batang sirih dengan bersih dan rapi. Bahkan disela-sela kesibukannya, putera Ambon ini menyempatkan bercengkrama dengan anak-anak asli Papua yang ikut menemai ibu nya bekerja.

“Kalau diisi diplastik kadang kuyel, kotor dan tercecer maka saya membeli tupperware yang kecil dengan penutup untuk mereka taruh disitu pinang, kapur, dan sirihnya. Besok saya kasih odol, sikat gigi, sabun buat mereka sama pembalut. Kemarin pakaian dan sandal sudah kita kasih, lain-lain kita lengkapi. Mereka kerja mulai bagus biar mereka senang,” ucap pejabat polisi dengan latar belakang pendidikan insinyur dan magister hukum ini lagi.

Tak hanya itu, Kapolres juga sudah menyiapkan botol kemasan hasil produksi minyak goreng termasuk lebelnya bercirikan khas kota rusa.

“Untuk kepentingan mereka lainnya betul-betul dipenuhi karena pekerjaan mereka ini harus menghasilkan uang. Jangan sampai kaya kemarin, kasihan hidup mereka itu seharian dari ujung ke ujung angkat sampah belum tentu bisa membeli beras 10 Kilogram. Kita tidak boleh membiarkan itu, kasihan,” demikian imbuhnya. (Hidayatillah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *