Ini Kata Para Calon Gubernur Aceh Tentang Pesoalan Perempuan dan Anak

AcehNews.net | BANDA ACEH – Pada debat kandidat kedua di Amel Convention Hall, Banda Aceh, Rabu malam kemarin (11/01/2017),  para kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2017-2022 disuguhkan pertanyaan yang sama terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang kerap alami diskriminasi dan kekerasan.

Jawaban ini pertama dijawab oleh pasangan nomor urut 2, Zakaria Saman dan T. Alaidinsyah. Calon Gubernur Aceh nomor urut 2, Zakaria Saman menjawab dengan kocak, “masalah perkosa dan zina dipulangkan kepada ulama. Kalau perlu dicap atau distempel. Hukuman ini lebih berat daripada hukum cambuk”.

Sontak jawaban ini menuai tawa dan tepukan. Kesimpulan pasangan ini ingin menyampaikan bahwa pemberdayaan dan perlindungan kaum rentan seperti perempuan dan anak membutuhkan peran ulama, cendikia, masyarakat, dan seluruh stakeholder.  Dengan kekuatan hukum yang jelas.

Kemudian,  Paslon nomor urut 1, Tarmizi A. Karim dan Machsalmina Ali menjawab, masalah tersebut memerlukan membutuhkan peran lembaga perempuan. Selain itu perlu  kegiatan konseling untuk permasalahan kekerasan perempuan dan anak. Pemberdayaan perempuan.

“Selain itu perlu adanya pemberdayaan perempuan dalam hal ini meningkatkan perekonomian keluarga. Kemudian kepada anak, pendidikan karakter sangat penting dilakukan sejak anak-anak di PAUD sehingga berakhlaqul karimah,” ujar Tarmizi Karim.

Nomor urut 3,Abdullah Puteh dan Sayed Mustafa mengatakan, harus dicari akar permasalahannya baru kemudian akan diketahui bagaimana cara penyelesaiannya. Selain itu persoalan ekonomi, pendidikan agama, dan jalan keluar lainnya dengan mensejahterakan masyarakat.

“Kalau masyarakat sejahtera saya rasa persoalan-persoalan tersebut bisa diselesaikan dengan baik. Kuncinya sejahterakan masyarakat dulu,” tutur Abdullah Puteh.

Untuk jawaban yang diberikan  Paslon nomor urut 6, Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah. Irwandi menjawab, bahwa persoalan perempuan dan anak berakar dari persoalan emosional dan ekonomi. Menurutnya persoalan inilah harus dibenarkan dulu.

Sedangkan Nova Irianyah menambahkan, perlu membentengi perempuan dan anak di dalam  keluarga dengan syariat, ajaran Islam yang sudah mengatur itu semua.  Nova juga mengatakan, perlu  penegakan hukum yang seadil-adilnya guna melindungi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan dan seksual. Selain itu melakukan pemberdayaan perempuan.

Bagi Paslon nomor urut 4, Zaini Abdullah dan Nasaruddin, terkait persoalan perlindungan anak, Nasaruddin menjawab, kekerasan yang terjadi harus diantisipasi dengan pendidikan akhlak, baik di sekolah umum maupun dayah. “Paling penting pendidikan akhlak ini dimulai dari rumah tangga atau keluarga,” tutupnya.

Paslon nomor 5, Muzakkir Manaf dan TA Khalid tidak menjawab pertanyaan ini, karena Paslon terlambat hadir di debat dan tiba pada pukul 22.27 WIB dan hanya bisa menjawab pertanyaan termin kelima dan closing debat. (saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *