Pasca Hari Nusantara,
Ini Curhat dan Harapan Nelayan Aceh

AcehNews.net|BANDA ACEH – Sejumlah nelayan Aceh menyampaikan keluhan mereka terkait harga ikan yang sangat murah belakangan ini. Hal itu disampaikan Suryadi (40) kepada AcehNews.net, Selasa (15/12/2015) di Banda Aceh.

Ibu Kota Provinsi Aceh, Banda Aceh, baru saja menggelar Peringatan Hari Nusantara dan Peresmian Pelabuhan Lampulo,  yang dihadiri Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla dan sejumlah para menteri pada Ahad, (13/12/15) lalu. Sejumlah harapan pun digantungkan para nelayan Aceh yang belum sejahtera kepada pemerintah.

Pemilik kapal penangkap ikan asal Sigli, Suryadi mengatakan, kondisi hasil tangkapan ikan nelayan Aceh yang terkadang terpasak harus dijual murah, biasanya terjadi apabila jumlah ikan hasil tangkapan para nelayan lebih banyak dari biasanya.

Menurutnya, harga normal ikan per kilogram berkisar Rp10 ribu hingga Rp12 ribu. Namun saat ikan banyak, harga per kilogramnya bisa turun menjadi Rp3.000 dan kondisi ini terus terjadi setiap tahunnya.

“Bayangkan saja, kalau harganya segitu, gimana mau bayar nelayannya, ongkos pulang-pergi kapal saja tidak cukup,” curhat Suryadi sembari menyebut dana yang dibutuhkan nelayan untuk sekali melaut mencapai Rp30 juta hingga Rp40 juta.

Ia berharap kedatangan Wakil Presiden, Yusuf Kalla dan dua menteri lainnya ke Banda Aceh setidaknya mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya nelayan Aceh yang menurutnya belum dalam garis sejahtera.

“Pak JK jangan hanya datang ke sini untuk meresmikan ini dan itu saja, ini keluhan kami, setidaknya dia bisa mendengar dan mencari jalan keluar bagi para nelayan Aceh khusus,” katanya lagi.

Hal yang sama juga dikemukakan nelayan lainnya, Afrizal (35) yang ditemui AcehNews.net  di tempat pendaratan ikan Lampulo yang terletak tak jauh dari tempat peringatan Hari Nusantara berlangsung, laki-laki ini mengisahkan pengalamannya yang harus membuang kembali ke laut ikan-ikan yang tidak laku. Menurutnya, hal itu dilakukan agar tidak bercampur antara ikan yang lama dengan yang baru saja ditangkap.

“Bahkan pernah saya buang ikan hingga bertonb-ton karena tidak habis terjual,”cerita Afrizal kepada AcehNews.net di Banda Aceh.

Ia berharap dengan diresmikannya pelabuhan baru Lampulo oleh wakil presiden, pemerintah dapat melakukan ekspor ikan, agar dapat menampung hasil tangkapan ikan miliknya dan milik nelayan lainnya di Aceh.

“Biasanya sekali melaut selama sebulan saya dapat ikan hingga 40 ton lebih. Kan sayang kalau ikannya harus dibuang ke laut dalam keadaan busuk,”demikian tutur nelayan yang melaut dengan kapal ikan berukuran besar tersebut. (zahlul)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *