Bayar Rp1,5 Juta untuk Meteran Baru,
Hampir Sebulan, Masyarakat di Gampong Jawa tidak Nikmati Air PDAM  

AcehNews.Net|BANDA ACEH –  Hampir sebulan masyarakat di Gampong Jawa, Kecamatan Kuta Rataraja, Banda Aceh tidak menikmati air bersih dari pipa saluran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Daroy. Masyarakat sendiri kurang pasti apa penyebabnya PDAM Tirta Daroy dari pertengahan September hingga hari ini, Ahad (11/10/2015) tidak mengalir airnya.

“Kalau di lorong kami, Air mati sejak sebelum Idul Adha, hampir sebulan lah. Biasa tengah malam, jam 02.00 WIB atau jam 04.00 WIB subuh hidup, ini sudah dua minggu lebih tidak hidup sama sekali meski kami begadang sekali pun,”kata Yuli (35), ibu rumah tangga di Lorong 3, Gampong Jawa.

Yuli mengatakan, dia bersama beberapa ibu rumah tangga yang lainnya untuk memasak dan minum membeli air galon/jerigen, sedangkan untuk mandi dan mencuci menggunakan air sumur yang keruh warnanya. “Katanya sih ada masalah pipa di Gampong Pande, tapi heran kok sebagian ada yang hidup ya, barang kali lain pipa salurannya,”kata Yuli.

Syahriah (50), warga Lorong 5 mengaku sudah mati PDAM sejak beberapa bulan lalu.  Dia dan beberapa warga lainnya mencari air bersih dengan menumpang sumur bor warga yang lain, meski air sumur tidak begitu jernih.

“Lama sekali sudah saya tidak merasakan air bersih, bahkan sebelum puasa. Sudah berbagai macam usaha kami lakukan. Namun air yang didapatkan tidak bersih kuning dan kotor,”ceritanya.

Bahkan Syahriah mengaku untuk kebutuhan sehari-harinya seperti mencuci, ia harus membeli air. Syahriah yang membuka kios di depan rumahnya ini mengaku kewalahan saat menjalankan usahanya. “Apa lagi untuk kebutuhan keluarga memasak dan minum, tiga jiregen per hari. Satu jiregen kami beli Rp2,500, jadi sehari Rp7,500. Jadi sebulan kami mengeluarkan uang lebih untuk beli air bersih,”kata Syariah.

Hampir semua lorong di Gampong Jawa, masyarakat mengaku sudah lama tidak menikmati air bersih PDAM Tirta Daroy, Banda Aceh. Dan hampir semua masyarakat yang ditemui AcehNews.net mengaku tidak mengetahui penyebab pasti air PDAM sudah lama mati di desa/gampong mereka.

“Sejak mati air PDAM, saya banyak ditelpon warga yang membeli air. Kalau biasa 150 jerigen per harinya, kini bisa 300 jiregen atau lebih. Saya menjual per jiregen Rp2.500 paling sedikit ambil dua jerigen. Kadang sih kasihan juga, tahulah sekaran ini ekonomi lagi sulit, ditambah lagi dengan biaya beli air,” kata Feri penjual air jiregen keliling kepada AcehNews.net di Gampong Jawa, Banda Aceh.

Petugas PDAM Meminta Uang Rp1,5 juta

Menurut informasi yang diterima oleh AcehNews.net pada salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya, ia mengatakan, bahwa air PDAM tidak sampai ke Lorong 5, Gampong Jawa. Bahkan, warga Lorong 5 juga pernah ditawarkan untuk memasang meteran untuk air PDAM, namun karena terkendala dengan biaya.

“Dulu pernah mereka orang PDAM masuk ke mari dan menawarkan pemasangan air dengan harga Rp1,5 juta. Tapi karena mahal sekali ya saya tidak punya uang. Namun kalau ramai yang pasang mereka menurunkan seharga Rp800 ribu. Tapi ya gimana, kami tetap tidak punya uang,” kata warga yang berpenghasilan tidak tetap tersebut.

Amatan AcehNews.net di sekitaran Lorong 5, terlihat pipa besar air tertanam. Namun saat Acehnews.net menanyai pada warga. Kata mereka, air belum dihidupkan juga hingga hari ini.

Ia berharap, agar Pemko Banda Aceh memberi perhatian kepada warga Gampong Jawa yang notabanenya berpenghasilan tidak tetap. Sehingga bisa menikmati air bersih sesuai dengan janji kampanye Walikota/Wakil Walikota Banda Aceh terpilih dalam penyampaian visi dan misinya.

“Perekonomian masyarakat sedang sulit, jadi jangan dipersulit  lagi dengan matinya PDAM sehingga masyarakat mau tidak mau harus membeli air bersih untuk masak dan minum,” tutup salah seorang warga tersebut. (zuhri/saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *