Gayo Rafting Juara Umum Lomba Dayung Perahu Tradisional di Aceh Tengah

TAKENGON | AcehNews.net – Pagelaran perahu dayung tradisional yang di laksanakan di Kampung Boom, Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah, dalam rangkaian Gayo Alas Mountain Festival Internasional 2018 (Gamifest) telah berakhir Minggu sore (23/9/2018). Even yang sangat diminati para pengunjung yang datang untuk menyaksikan acara itu, telah melahirkan atlet-atlet pendayung baru Aceh Tengah.

Even Lomba Dayung Perahu Tradisional yang dimulai penghelatannya Sabtu (22/9/2018) dan diikuti 55 club pendayung dari Aceh Tengah dan Bener Meriah itu, Juara Umum diraih club dayung Gayo Rafting Aceh Tengah. Sedangkan pemenang untuk kategori pelajar Juara 1 diraih tim dayung dari tuan rumah, Guci Boom.

Ketua Tim Gayo Rafting Mamad mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih kepada panitia penyelenggara dan Disbudpar Aceh yang telah ikut berperan dalam pelaksanaan event Gayo Alas Mountain International Festival 2018 (Gamifest) ini. Dengan adanya kegiatan seperti ini, selain sebagai wadah olahraga dayung, juga bisa memajukan destinasi wisata dan sekalian mempromosikan budaya Gayo keluar daerah.

“Kami sangat mendukung sekali dengan kegiatan Gamifest 2018 ini, dan tidak lupa pula kita juga berterima kasih kepada Disbudpar Aceh dan Disparpora Aceh Tengah yang telah menyukseskan acara ini,” kata Mamad disela kegiatannya Minggu (23/9/2018).

Sementara itu Reje Kampung Boom, Azhar Tamat juga mengatakan, terkait kegiatan ini, warganya sangat antusias dengan dilaksanakannya even tersebut dan dalam waktu dekat ini akan melakukan promosi sadar wisata kepada masyarakatnya.

“Masyarakat dan saya pribadi akan melakukan promosi sadar wisata di tanah Gayo ini, namun kami tidak lepas pula banyak berterima kasih kepada dinas terkait yang sudah mendukung penuh kegiatan ini dari awal hingga akhir,” sebut Azhar.

Lanjutnya, dalam perlombaan perahu dayung tradisional ini seluruh para peserta juga sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini dan mereka (peserta) juga sangat menjunjung tinggi perhelatan lomba perahu dayung dengan semangat sportifitas.

Sementara itu peserta lomba yang juga atlet dayung Aceh Tengah, Hamdani (30) dan Suparman (33) secara terpisah mengatakan hal yang sama dengan Reje Kampung Boom. Bagi mereka even ini merupakan wadah bagi pecinta olahraga dayung menguji kebolehan mereka di olahraga yang tidak saja mengandalkan otot tetapi juga strategi dan kekompakan.

“Sekitar 1978, di Krueng Peusangan di Kampung Boom pertama kali lomba dayung perahu tradisional digelar dan kemudian perlahan redup. Alhamdulillah kini hidup lagi pada pehelatan Gamifest 2018,” kata Suparman yang sehari-hari sebagai nelayan di pinggiran Danau Laut Tawar.

Sambung Hamdani, “kami bergotongroyong mempersiapkan arena lomba ini bersama masyarakat dan panitia. Karena sudah lama kami menginginkan even seperti ini ada dan akan terus ada, ya kalau bisa digelar dalam setahun dua kali. Ini bukan saja even wisata tapi juga wadah untuk melahirkan atlet-atlet dayung muda, apalagi kami sudah tua, wadah seperti ini perlu selalu ada,” demikian ucap Hamdani yang mengaku sejak usia 18 tahun dia sudah menyukai olahraga dayung. (El Gayo/Saniah LS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *