BANDA ACEH – Dua siswa/siswi kelas 3 di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA-LB) Gampong Labui, Kecamatan Baiturahman, Banda Aceh, tidak mengalami kendala saat mengikuti ujian nasional yang sudah dimulai sejak 13 April 2015.

Dari amatan AcehNews.net di lokasi, Peserta UN tunadaksa (cacat tubuh), Suraiya dan tunarunggu (cacat pendengaran), Kurniawan terlihat sibuk mengulang-ngulang membaca soal UN Bahasa Indonesia. Keduanya begitu hati-hati dalam menjawab soal UN.

“UN kali ini hanya diikuti Suraiya dan Kurniawan. Sedangkan tiga belas lagi siswa/siswi kami tunagrahita hanya mengikuti UAS. Memang sudah begitu peraturannya, bagi siswa/siswi tunagrahita tidak mengikuti UN karena keterbatasan yang mereka miliki,” jelas Kepala SMA-LB YPAC Labui, Kasidah, Selasa (14/4/2015) di Banda Aceh.

Siswa/siswi kelas 3 SMA-LB YPAC Labui berjumlah 15 orang, dari jumlah itu hanya Kurniawan dan Suraiya yang mengikuti ujian nasional. “Soal ujian mereka tidak sama, karena berbeda tunanya. Begitu juga dengan soal siswa umum lainnya,” jelas Kasidah kembali.

SMA-LB YPAC Labui, memberikan pelajarannya hanya 40 persen bidang akademik dan 60 persenya vokasional (keterampilan). Pelajaran keterampilan diberikan sesuai kemampuan masing-masing siswa/siswi mereka. Meski hanya 40 persen berlajar pelajaran umum, Kasidah yakin anak-anak didiknya mampu bersaing dengan peserta UN di sekolah normal lainnya.

“Alhamdulillah sejak pelaksanaan UN diterapkan, anak-anak didik kami meski memiliki keterbatasan namun lulus dengan nilai memuaskan,” tuturnya.

Pantauan AcehNews.net di dua SMA-LB di Labui dan Kampung Keramat di Banda Aceh ujian nasional berjalan dengan baik tanpa kendala apapun, meski pesertanya tidak sebanyak sekolah umum lainnya di Banda Aceh.  Di SMA-LB YPAC Labui dari 15 siswa/siswi kelas 3 hanya diikuti dua peserta UN. Sedangkan di SMA-LB YPPC Kp. Keuramat, Kecamatan Kuta Alam hanya diikuti seorang peserta tunarungu (cacat pendengaran).  (agus)