Pandemi Covid-19,
Dari Rumah, Kamu Bisa Selamatkan Bumi

BANDA ACEH | AcehNews.net – Pandemi Covid-19 atau virus Corona membuat orang-orang harus bertahan di rumah, sesuai anjuran pemerintah. Namun, tetap di rumah nyatanya menambah banyak sampah. Solusinya gimana?

Di rumah saja, ternyata kamu bisa menjadi pahlawan lingkungan loh, tentu bersama keluarga. Sembari memilah sampah yang bisa dijadikan pupuk tanaman, kamu juga bisa memilah sampah plastik untuk menyelamatkan bumi.

Masalah sampah bukan pada daur ulang saja, untuk menyelamatkan bumi,
maka kamu harus mengurangi pengunaan plastik. Dari amatan Acehnews. Net, kita masih belum bisa terlepas lagi dari penggunaan plastik, sehingga, selama di rumah tentu saja banyak sampah plastik yang dihasilkan.

Nah, AcehNews. Net, membagi solusinya,
sehingga saat di rumah, kamu dan keluarga tidak saja terbebas dari virus Corona, tetapi juga bisa menjadi pahlawan lingkungan.

Berikut Tipsnya :

1. Jadikan masalah sampah menjadi tanggungjawab pribadi.

Tanamkan komitmen ini dalam diri, kalau perlu kamu tuliskan dan tempelkan di cermin atau lemari di kamar. Sehingga terlihat dan terbaca. Biar seram, kamu bisa mengingati diri kamu loh, tempelkan guntingan koran yang memuat berita peristiwa mengenai sampah.

Misal berita tragedi 21 Februari 2005, di mana 157 jiwa melayang dan dua kampung terhapus dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat. Biarkan diri mu merasa bersalah dan bertangungjawab karena peristiwa tersebut.

Begini, sampah yang kita buang di tong sampah maka akan di buang di TPA. Seputaran TPA ada loh yang tinggal, bau sampah itu bisa jadi kontribusi dari sampah rumah tangga kita. Seandainya kita memilah sampah, mengelola sampah kita maka yang dibuang ke TPA jelas yang benar-benar tidak bisa lagi dipakai kembali dan di daur ulang.

Hasil survey tentang kontribusi kegiatan terhadap sampah menunjukkan 73 % sampah berasal dari rumah tangga (sampah rumah tangga), 14 % dari hotel (sampah hotel), 5 % dari pasar (sampah pasar), dan 8% lainnya berasal dari terminal, rumah sakit, rumah makan, serta kantor (Kompas, 2008).

2. Jadikan sampah sebagai berkah.

Pada Agustus 2019, AcehNews. Net bertemu, petugas di TPA edukasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, yaitu Lilis. Perempuan hebat ini, bercerita tentang sampah organik berhasil membuat gas metana lalu dialirkan ke 350 rumah di Kepanjen, Jawa Timur.

Sehari sampah yang masuk ke sana, kata Lilis, berjumlah hampir 25 ton dari empat UPT dan setelah dipilah dengan proses panjang bisa jadi gas metana. (Wah, ternyata sampah yang sudah dipilah membawa berkah).

3. Bawa botol minum kemanapun.
Apa pentingnya bawa botol minuman kemana pun kamu pergi? Dengan kamu bawa botol kemana pun kamu pergi kamu telah menyelamatkan bumi dari sampah botol maupun plastik minuman, atau sedotan,
selain hemat dan sehat.

Banyak sekarang loh, pecinta lingkungan mulai membawa botol minuman kemana pun mereka pergi, jika pun mereka ke kafe atau warung kopi (warkop), mereka tidak lagi minum dengan menggunakan sedotan dan juga tidak minum air mineral baik itu kemasan gelas maupun botol. Cara seperti ini sudah diikuti banyak orang dan menjadi gaya hidup dengan bonus menjaga lingkungan.

4. Memilah sampah.
Setelah tau manfaat memilah sampah dan bahaya tidak memilah jurnalis AcehNews. Net menerapkan ini di rumah. Hal ini didapatkan dari pengalaman saat pernah bertugas di Desa Kasri, Kecamatan Bululawang, kabupaten Malang, Jawa Timur, dimana semua masyarakat punya bak sampah seperti ini di depan rumahnya. Uniknya, di desa ini tidak di datangi oleh truk sampah, jadilah masyarakat mengelola sampah sendiri. Memilah sampah organik dan non organik.

Kemana sisa sampah organik dibuang? AcehNews. Net waktu itu mencari tau. Ternyata sampah organik dibuat kompos yang caranya didapatkan dari youtube. “Jadi, sisa sampah organik hanya sedikit yang terbuang sebab beberapa belum bisa kami tangani kecuali menguburnya di tanah,” cerita salah seorang masayarakat pada waktu itu.

5. Sampah jajanan jadikan ecobrick.
Bagi kamu yang suka jajan, pernah terpikir tidak kalau sampah-sampah ini tidak berakhir di TPA? Nah, Ecobrick ditemukan pertama kali di Filipina oleh seniman asal Kanada dari, bernama Rusel Maier (sumber : spot.ph). Ecobrick ini bisa jadi kehidupan baru bagi limbah plastik.

Kami mencoba ini, ‘memenjarakan’ sampah yang kami punya, sampah yang tidak bisa di jual ke Bank sampah. Kami memilah sampah, jadi proses berikutnya menjadi mudah, kami menguntingnya kecil-kecil, lalu dimasukkan ke dalam botol plastik. Sebab sudah tidak ada botol minumal kemasan, biasanya kami memulung botol tersebut di jalanan lalu dijadikan wadah ecobrick.

Seperti yang diketahui juga, sampah plastik bekas jajanan ini dapat terurai selama 150 tahun, sangat berbahaya bagi bumi.

6. Bawa tas belanja dan kotak bekal saat belanja.
Kamu bisa menerapkan saat belanja di mini market atau pasar tradisional, agar belanjaan yang kamu beli tidak lagi menggunakan plastik. Kamu bisa memasukan belanjaan kamu ke dalam tas yang terbuat dari kertas maupun kain. Juga kotak bekal bisa dimasukan bawang, tomat, cabai, atau yang bentuk kecil, disesuaikan dengan kapasitas muatan.

7. Daur ulang sampah.
Beberapa sampah tidak diterima di bank sampah, kita harus apa ya? Daur ulang, jadi bentuk lain yang bisa digunakan. Menjadikan wadah tanaman sayur. hidroponik, tanaman bunga, atau tempat-tempat yang bisa digunakan untuk tempat sabun dan lain sebagainya. Kamu bisa membuat kreasi sebanyak mungkin dengan melihat youtube atau berselancar di google.

Tujuh tips ini bisa kamu lakukan saat di rumah. Kamu tidak saja telah menyelamatkan bumi, tetapi kamu juga telah mewarisi bumi untuk anak cucu kelak dengan udara yang sehat dan bersih. (Nita Juniarti)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *