Botana Biru Aceh, Ikan Hias Paling Dicari

Ikan hias merupakan salah satu usaha perikanan yang belakangan ini menjadikan komoditas perdagangan yang potensial di dalam maupun luar negeri. Malah kini ikan hias telah menjadi bisnis potensial yang banyak digeluti para pebisnis ikan konsumsi yang telah beralih usaha.

Para kolektor ikan hias di tanah air maupun luar negeri paling minat dengan ikan hias di Aceh. Salah satunya ikan hias jenis Powder Blue Tang (Botana Biru) atau dalam bahasa latinnya Acanthurus Leucosternon. Karena Botana Biru Aceh ini warnanya lebih cerah dibandingkan Powder Blue Tang dari daerah lainnya di Indonesia.

Sebab keunggulannya inilah, ikan hias yang memiliki bentuk wajah dan tubuh yang unik ini paling dicari para hobis ikan hias tanah air maupun luar negeri. Seperti yang dituturkan salah seorang pengusaha ikan hias di Kota Banda Aceh, Bahrul Halim. Di farm CV Fathani Laut miliknya, kata pria yang telah berkutat sekitar 13 tahun dengan bisnis ikan hias ini, Botana Biru paling dominan dipesan, ketimbang jenis ikan hias lainnya.

“Ada 20 hingga 30 jenis ikan hias di tempat usaha saya ini. Jenis Botana Biru Aceh permintaannya yang paling dominan. Sebab jenis ini kualitasnya lebih bagus dari daerah lain. Karena memiliki warna biru lebih cerah yang nilai ekonomisnya lebih lumayan,” jelas laki-laki yang dulunya pengusaha udang windu dan pada tahun 2000 beralih ke ikan hias.

Spesies ikan hias yang dikenal perenang kuat ini hidupnya bergerombol di kedalaman laut sekitar 6-25 meter. Ikan hias yang di Indonesia sering juga disebut dengan Surgeonfish. Surgeonfish ditemukan perairan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat. Dan perairan Aceh berada di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Botana Biru, jenis ikan hias yang agresif. Ikan hias pemakan alga (ganggang) jika disatukan dengan sejenisnya bisa saling menyerang. Maka itu ikan ini jika diletakan di dalam aquarium harus disekat. Namun anehnya jika disatukan dengan ikan jenis lain, Botana Biru hidup lebih bersahabat.

Ohya, ukuran terbesar Botana Biru  sekitar 54 cm. Makin besar ukurannya makin mahal harga jualnya. Di Banda Aceh, ikan hias ini dijual pengelola farm dari Rp28 ribu hingga Rp37 ribu (sesuai ukuran). Dan saat membeli ikan hias jenis ini pastikan Anda tidak membelinya dalam kondisi stress. Karena perawatannya sangat sulit dan perlu telaten.

Contoh tanda-tanda seperti robek sirip, sesak napas, menggaruk pasir atau karang secara berlebihan, dan kekurusan. Bahkan jika spesimen Anda tampaknya sehat, selalu disarankan untuk melakukan karantina sebelum Anda mencampurkannya ke akuarium dengan ikan lain, karena Botana Biru sangat rentan terhadap penyakit, terutama white spot (penyakit jamur).

”Saya menjual Botana Biru Rp28 ribu hingga Rp37 ribu per ekornya (menurut ukuran). Permintaan jenis ikan hias ini 80 persen dari Denpasar, Bali. Selebihnya ke Jakarta, Surabaya, dan Medan,” sebut pria kelahiran Seruway, 25 Mei 1974 ini beberapa waktu lalu di farm miliknya yang beralamat di Jalan Rama Setia, Lorong, Tgk Pakeh, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh.

Botana Biru memiliki warna dasar biru dan dada berwarna putih. Kepala berwarna hitam dan dihiasi dengan garis putih yang luasnya membentang dari dasar sirip dada hingga ternggorokan. Dubur dan sirip perut berwarna putih. Sirip punggung berwarna kuning dengan pinggiran putih dan garis hitam.

Jenis ikan hias air laut ini jarang dikembangbiakan. Biasanya hanya sebagai ikan hias di aquarium. Maka itu, di bisnis ikan hiasnya, pria berusia 39 tahun ini tidak membudidayakan meski permintaan sangat tinggi. Dia mendapatkannya dari 30 nelayan binaannya yang tersebar perairan Aceh Besar (Pulo Aceh dan Krueng Raya) dan Kota Sabang.

“Begitu ikan hias saya dapatkan dan beli dari nelayan binaan, ikan-ikan ini saya masukan ke dalam aquarium timba. Satu ikan satu timba. Masing-masing timba memiliki satu titik angin (blower). Jadi ada sekitar 300 aquarium timba buatan saya di farm ukuran 10×15 meter ini,” jelasnya lagi.

Beberapa jam sebelum pengiriman ke luar kota, ikan-ikan hias yang sudah di karantina itu baru di-packing ke plastik dengan air laut yang sudah didinginkan dengan suhu tertentu dan kemudian diberi oksigen.

Sebut Bahrul idealnya Botana Biru suhu air laut sekitar 27C-29C atau nilai pH nya dengan kisaran 8,2-8,4. Tidak seperti spesies Botana lainnya, Botana Biru tidak dapat mengatasi dengan baik nilai-pH dibawah 8.2. Specific gravity yang direkomendasikan adalah 1,020-1,025.

Ikan Botana Biru di farm berdinding kayu milik Bahrul lokasinya tak jauh dari laut. Bahrul sengaja memilih lokasi farm dekat dengan laut. Karena dia bisa memperoleh air laut dengan mudah dan mengurang kos pembelian air laut buat aquarium.

Di gudang ikan hias milik Bahrul, ikan-ikan ini mendapat perawatan yang telaten karena Botana Biru rentan dengan penyakit. Jika sudah terserang penyakit bisa menyebar dengan cepat ke ikan Powder Blue Tang lainnya. Untuk itu kata usahawan lulusan STM jurusan listrik ini (sekarang SMK), Botana Biru perlu perawatan yang intensif, terutama masalah sirkulasi air lautnya.

Kalau diletakan dalam aquarium kaca besar, kata Bahrul meski sudah disekat-sekat (karena ikan hias ini agresif jika disatukan dengan sejenisnya) dengan blower atau sirkulasi airnya satu unit, jika terserang penyakit dengan cepat penyakit menyebar.

“Ini yang bahaya. Tetapi kalu diletakan di aqurium timba, satu ikan satu aquarium dan satu blower. Sirkulasi airnya lebih bagus, penyebaran penyakit tidak mudah,” jelas Bahrul seraya mengatakan, dia sudah pernah mengalaminya, banyak ikan Botana Biru mati terkena white spot saat diletakan di aquarium kaca dengan satu blower.

Ikan hias jenis Powder Blue Tang jika tak telaten dirawat, spesies ini rawan penyakit. Jika sudah terserang penyakit jamur jika tidak cepat diasingkan dan diberi obat, dua atau tiga hari ikan ini akan mati.

Jika sudah terkena white spot, ikan Botana Biru kata Bahrul harus diasingkan. Kemudian ikan dibersihkan dengan air tawar. Diberi sedikit obat kuning dibagian kulit yang terkena bintik-bintik putih.

“Obat ini bisa didapatkan di toko-toko yang menjual ikan hias, per bungkus Rp15 ribu. Setelah diberi obat, ikan yang masih sakit diletakan ke aquarium yang air lautnya sudah dicampur dengan air tawar. Jika sudah sembuh, baru masukan kembali ke aquarium yang berisi air laut,” imbuh suami dari Maulina Handayani yang belajar merawat Botana Biru dari buku dan internet.

Awal bisnis ikan hias dilakoni Bahrul dimulai sejak usaha udang windunya nyaris gulung tikar pada 1999. Waktu itu ada seorang konsumen lamanya memesan ikan hias. Bahrul pun menyanggupinya dan dia pun mencari jenis ikan hias yang dipesan  ke Kota Sabang. Rupiah yang dia dapatkan ternyata lebih mengiurkan. Dengan cepat diputarkannya menjadi modal untuk dia memulai usaha baru yaitu berbisnis ikan hias dengan modal awal Rp5 juta.

Sekarang usahanya ini berkembang cepat, kalau dulu bisnis ikan hias di rumah kini dia sudah memiliki farm yang tidak jauh dari rumah dengan tiga orang pekerja. Menurut Bahrul jika pemesanan ikan hias tidak sepi farm yang dikelola bersama tiga orang pekerjanya ini bisa meraup omset Rp20 juta hingga Rp30 juta/bulannya.

“Umumnya ikan hias yang dipesan diekspor ke benua Asia dan Eropa. Ada juga sih yang beli dari pehobi ikan hias, tapi sediki, bisa dihitung dengan jari, apalagi di Aceh ini,” kata Bahrul.

Farm CV Fathani Laut, Bahrul menyediakan 20 hingga 30 spesies ikan hias. Dari beragam jenis ikan hias yang dipesan konsumen yang umum eksportir itu,  paling dominan pemesanan yaitu ikan hias jenis Powder Blue Tang.  Karena Botana Biru Aceh memiliki kualitas tinggi dan warna yang lebih cerah dibandingkan dengan ikan Botana Biru dari daerah lain. (saniah ls/inspirasi usaha)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *