Banjir Rendam 6 Kabupaten di Aceh

BANDA ACEH | AcehNews.net – Hingga Selasa sore kemarin setidaknya enam kabupaten di Aceh dikepung banjir akibat meningkatnya intensitas hujan dalam tiga hari terakhir. Wilayah yang terendam meliputi Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Selatan, Pidie, dan Aceh Tengah.

Data sementara hingga tadi malam, wilayah terparah dihantam banjir adalah Kabupaten Aceh Jaya akibat hujan deras sejak Senin (15/10/2018) siang.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Aceh Jaya menyebutkan, banjir merendam setidaknya 44 desa dalam tujuh kecamatan di wilayah tersebut yaitu Pasie Raya, Teunom, Panga, Krueng Sabee, Setia Bakti, Darul Hikmah, dan Sampoiniet dengan jumlah warga terdampak mencapai hampir 10.000 orang.

Kabid Pencegahan dan Penanggulangan BPBK Aceh Jaya, Ismail melaporkan, banjir mulai merendam sejak Senin (15/10/2018) malam sekitar pukul 20.45 WIB.

Keuchik Timphuen, Kecamatan Pasie Raya, Syarkawi menginformasikan ketinggian air di kampungnya bervariasi antara satu hingga dua meter. Banyak rumah tenggelam, masyarakat harus dievakuasi dengan sampan. Akses ke Pasie Raya dari Kecamatan Teunom putus total, hanya bisa ditempuh dengan sampan atau speedboat,” kata Syarkawi.

Dandim 0114/Aceh Jaya, Letkol Kav Andhie Suryatama mengatakan telah mengerahkan seluruh personel jajarannya sejak Senin (15/10/2018) malam untuk memantau dan membantu mengevakuasi setiap warga yang menjadi korban banjir.

Di Aceh Barat, banjir merendam 21 desa dalam delapan kecamatan, Selasa (16/10/2018). Sebuah rumah amblas ke dasar sungai Krueng Meureubo. Transportasi darat Meulaboh-Kuala Bhee terganggu.

Desa yang dikepung banjir di Kecamatan Bubon 1 desa, Samatiga 1 desa, Johan Pahlawan 1 desa, Woyla Timur 2 desa, Woyla 1 desa, Arongan Lambalek 1 desa, Woyla Barat 13 desa, dan Kaway XVI 1 desa. Rumah yang amblas di Desa Keuramat, Kecamatan Kaway XVI.

Penyebab banjir di Aceh Barat karena luapan Krueng Meureubo dan Krueng Woyla. Koordinator TRC BPBD Aceh Barat, Kismar Turangga yang ditanyai Serambi kemarin mengatakan, desa yang paling banyak terendam di Kecamatan Woyla Barat. “Tim masih terus melakukan langkah penanggulangan,” katanya.

Banjir juga merendam beberapa kawasan di Kabupaten Nagan Raya. Aktivitas belajar mengajar di SDN Tarong Ijo, Desa Ujong Lamie, Kecamatan Darul Makmur dilaporkan lumpuh total akibat lingkungan sekolah termasuk ruang belajar terendam banjir hingga ketinggian satu meter, Selasa (16/10/2018).

Kepala SDN Tarong Ijo, Said Umar membenarkan aktivitas belajar mengajar lumpuh total akibat banjir yang merendam sejak Selasa (16/10/2018) dini hari.

Dampak hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Darul Makmur juga merendam sejumlah desa lainnya, di antaranya Tripa Makmur dengan ketinggian air mencapai 20 hingga 50 cm.

Dari Aceh Selatan dilaporkan setidaknya ada 11 kecamatan di wilayah tersebut yang dikepung banjir sejak Senin (15/10) malam hingga Selasa (16/10/2018) pagi. Ke-11 kecamatan tersebut yaitu Trumon Tengah, Kota Bahagia, Kluet Tengah, Pasie Raja, Tapaktuan, Kluet Timur, Kluet Utara, Kluet Selatan, Samadua, Trumon Timur, dan Bakongan.

Kalak BPBD Aceh Selatan, Cut Sazalisma SSTP kepada Serambi mengatakan, sebanyak 6 KK dari Gampong Teungoh, Kecamatan Trumon Tengah mengungsi.

Cut Sazalisma juga menginformasikan, jalan menuju Gampong Buloh Didi, Kecamatan Kluet Timur longsor di tiga titik dengan panjang 100 meter. Di Gampong Lhokbengkuang, Kecamatan Tapaktuan sebanyak 6 KK (17 jiwa) juga mengungsi.

Pada Selasa (16/10/2018), terjadi longsor di beberapa titik, antara lain di Jalan Gampong Lubuk Layu, Kecamatan Samadua, jalan menuju Gampong Panton Luas, Kecamatan Tapaktuan sepanjang 30 meter dengan ketinggian 2 meter, jalan Krueng Batu menuju Gunong Pulo, Kecamatan Klue Utara sepanjang 200 meter, dan longsor di enam titik di jalan Tanah Munggu, Kecamatan Kluet Timur.

Pada 16 Oktober 2018 digelar rapat koordinasi dengan Muspida Aceh Selatan. Sedangkan aksi yang dilakukan antara lain pembersihan sisa banjir di Gampong Krueng Batu, Kecamatan Kluet Utara. Pusdalops PB melakukan pendataan dan perekapan data kiriman dari petugas lapangan dan media sosial.

Di Kabupaten Pidie, luapan Krueng Geumpang yang terjadi Selasa (16/10/2018) memporak-porandakan bangunan milik masyarakat dan fasilitas publik di Kecamatan Geumpang.

Seorang warga Geumpang, Tgk Alamsyah (53) kepada Serambi mengatakan, data sementara ada dua rumah yang dihanyutkan banjir luapan yaitu milik Tgk Malem dan Tgk M Jamil.

Warga berjalan melintasi banjir di depan sebuah masjid akibat luapan Sungai Teunom di Blang Baro, Aceh Jaya, Selasa (16/10). Luapan air Sungai Teunom dan tiga sungai lainnya mengakibatkan tujuh kecamatan digenangi banjir hingga ketingggian 1,5 meter di Kabupaten Aceh Jaya.

Dampak lain, bendungan dan saluran irigasi Lhok Meukek dan ruas jalan Gampong Pucok-Geudong sepanjang 300 meter hancur diterjang luapan. Pagar lapangan sepak bola juga hancur berantakan. Ketinggian air di Gampong Lhok Meuleweuk mencapai satu meter.

Ruas jalan pada jembatan penghubung Manee-Lutong Blang, Kecamatan Manee, digerus banjir luapan Krueng Luepu, Geumpang, Selasa (16/10/2018) dini hari.

“Kepala jembatan mulai miring, ruas jalan putus sehingga sangat menghambat aktivitas masyarakat,” kata Kapolsek Manee, Iptu Khaidir menjawab Serambi, Selasa (16/10).

Meski berada di wilayah dataran tinggi, namun Aceh Tengah tak luput dari terjangan banjir. Bahkan, jembatan yang menjadi akses utama Takengon-Nagan Raya, di kawasan Kampung Paya Kolak, Kecamatan Celala, amblas akibat digerus air yang turun kencang dari perbukitan, Senin (15/10/2018) malam sekira pukul 22.00 WIB.

Camat Celala, Salman Nuri, kepada Serambi mengatakan, jembatan yang amblas tersebut panjangnya hanya sekitar enam meter, namun menjadi akses utama yang menghubungkan Takengon dengan Nagan Raya.(Aceh.tribunnews.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *