Badan Jalan Amblas, Lhoong Terkepung

LHOONG – Ribuan masyarakat yang mendiami 28 desa di Kecamatan Lhoong, Aceh Besar, terkurung setelah badan jalan lintasan Banda Aceh-Meulaboh longsor, Ahad (2/11/2014).

Hujan yang mengguyur Aceh Besar dan Banda Aceh dalam tiga hari terakhir ini menyebabkan belasan titik jalan di lintasan Banda Aceh-Meulaboh amblas dan longsor. Pepohonan yang tumbang menutupi badan jalan, begitu pula tiang dan kabel listrik.

Tak hanya dari arah Banda Aceh, Lhoong juga sulit untuk dijangkau melalui arah Calang (Aceh Jaya) atau Meulaboh. Pasalnya, di kawasan pegunungan Geureutee, Aceh Jaya, dilaporkan pepohonan tumbang di atas badan jalan.

Akibatnya, puluhan kendaraan pelbagai jenis tertahan di Desa Lhokseudu, Kecamatan Leupung, atau di kaki pegunungan Paro.

Pantauan acehkita.co, badan jalan di sepanjang kilometer 35 hingga 38 yang berada di pegunungan Paro dan Kulu, amblas, tertimpa bebatuan, tanah longsor, dan pepohonan. Bahkan, di kilometer 35, jalanan amblas hingga 10 meter. Yang paling parah terlihat di sekitar kilometer 37. Kendaraan roda empat sama sekali tak bisa melewati jalan ini.

Pengguna jalan terpaksa harus berjalan kaki sepanjang satu kilometer untuk melewati kawasan ini. Di kilometer 37, sepeda motor terpaksa harus diangkat oleh beberapa warga. Untuk jasa ini, pemilik kendaraan harus mengeluarkan uang antara Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per kendaraan. Di sini, jalan amblas dan tertimbun longsor.

“Sama sekali tidak bisa lewat,” ujar Andre, warga Calang yang hendak menuju Banda Aceh, kepada acehkita.co.

Sebuah angkutan L300 tertimpa bebatuan. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini. Petugas Badan SAR Nasional wilayah Aceh dan puluhan pasukan TNI berupaya membuka blokade jalan. “Sekarang pengguna sepeda motor sudah bisa melintas, tapi kendaraannya harus diangkat,” ujar Barqah, petugas SAR yang ditemui di lokasi.

Komandan Komando Distrik 0101/BS Letnan Kolonel Agus Budi Setyo Raharjo yang memantau bencana longsor tersebut menyebutkan, TNI mengerahkan sekitar 30 personel untuk membuka keterisolasian Leupueng.

“Harus segera dikerahkan alat berat,” ujar Letkol Agus Budi. “Sebab, di Lhoong juga terjadi banjir.”

Penanganan bencana di kawasan itu terkesan lamban. Hingga berita ini diturunkan, hanya satu alat berat yang terlihat di sana.  (acehkita.co)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *