Air Sumur dan Kolam Kering, Puluhan Ibu di Abdya Ancam Bakar Beko Galian C

AcehNews.net|BLANGPIDIE – Gerah dengan ulah perusahaan yang melakukan galian C di desa mereka, puluhan ibu rumah tangga di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Provinsi Aceh mengancam akan membakar beko.

“Beko harus keluar dari tempat galian C. Kalau Beko masih ada dan masuk lagi kami siap membakar,” teriak geram salah seorang ibu rumah tangga, Nur Fida T. Ercut, yang melakukan aksi demo terkait keringnya air sumur bor dan kolam ikan milik mereka.

Drum bekas menutup jalan.|Nasruddin Oos

Drum bekas menutup jalan.|Nasruddin Oos

Puluhan ibu-ibu, terlihat ada yang mengendong anak, berdemo memprotes pengambilan Galian C di Gampong Persiapan Drien Beurumbang, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Abdya, Provinsi Aceh, pada 06 Agustus 2016.

Aksi berani para ibu rumah tangga di Abdya itu dimulai pada pukul 14:00 WIB dengan menuntup badan jalan masuk ke Irigasi/BBI Krueng Batee dengam menggunakan drum bekas. Aksi tanpa spanduk, tanpa pengeras suara itu menuntut protes untuk dikeluarkan alat berat jenis beko dari desa mereka.

“Tanggul belum satu tahun dibuat tapi udah rusak. Belum lagi air sumur dan kolam yang kering akibat pengakutan galian C. Beko harus keluar! Kalau berani masuk akan kami bakar,” ancam para ibu-ibu tersebut.

Aparatur Gampong Persiapan Drien Beurumbang dan Danramil yang tiba dilokasi mencoba menenangkan ibu-ibu pemberani tersebut, dan mencoba menjelaskan pada bahwa di Gampong Aneuk Blang juga mengalami hal yang sama sehingga persoalan tersebut harus dimusyawarahkan.

“Kami baru siap musyarawarah dengan delapan Keujruen Blang dan dua keuchik untuk mengatasi persoalan air,” kata Danramil Kuala Batee, Lettu Inf Fajar Setiawan.

Lanjut Danramil, pihaknya  sudah buat kesepakatan untuk membuat aliran air, jika hal ini tidak dilakukan maka jika tanggul di atas jebol maka ke Gampong Sikabu nanti tidak ada air.

“Kalau sudah siap dibuat pengairan dengan mengunakan beko maka krisis air ini bisa kita atasi.” Kata Danramil menjelaskan kepada puluhan ibu-ibu tersebut.

Tidak bisa menerima penjelasan tersebut, para ibu-ibu pemberani tersebut mengatakan,”ada air hujan pak”.

Sementara Pj Keuchik Gampong Persiapan Drien Beurumbang, Azhar mengatakan, “kalau keinginan masyarakat untuk mengeluarkan beko akan kita keluarkan, kita akan lakukan yang terbaik untuk masyarakat”.

Kepada wartawan Azhar mengatakan, kalau beko sudah dikeluarkan, maka tidak ada lagi nanti beko yang masuk, untuk proyek apapun, karena itu keinginan masyarakat.

“Mulai hari ini tidak ada lagi alat berat, kita akan keluarkan,” tegas Azhar, Pj Keuchik Drien Beurumbang Kecamatan Kuala Batee kepada warganya.

Kesepakatan pendemo dengan aparat desa bahwa tidak ada lagi memasukan alat berat.

Sedangkan para ibu ibu yang berdemo sampai pukul 16.00 WIB masih berada dilokasi menunggu beko dikeluarkan.

Menurut, ibu-ibu yang ikut memprotes kekeringan akibat pengangkutan proyek, air sumur bor dan kolam kering dan menurunnya debit air itu di desa mereka.

“Kalau sampai pukul 18.00 WIB, tidak keluar beko maka kami akan datang ke sana membakar Beko,” demikian teriak para ibu-ibu pemberani dari Abdya kompak. (Oos)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *