BANDA ACEH – Provinsi Aceh rawan berbagai bencana alam, mulai banjir, longsor, gempa bumi, gelombang laut pasang, dan angin kencang. Namun sayang provinsi yang berada diujung Pulau Sumatera ini masih memiliki tiga Pos Search and Rescue (SAR).

“Aceh baru memiliki tiga Pos SAR, di Kota Meulaboh (Aceh Barat), Kota Langsa, dan Kutacane (Aceh Tenggara). Insya Allah dalam beberapa waktu ke depan Aceh akan memiliki satu Pos SAR lagi yaitu di Kota Sinabang, Kabupaten Simeulue,” papar Kepala Kantor SAR Banda Aceh, Budiawan kepada wartawan di Kantor Basarnas Aceh, Rabu kemarin (12/11) dalam acara Coffie Morninf.

Lanjut dia, Simeulue rawan terjadinya gempa bumi dan nelayan yang hilang,  untuk itu menurut dia lagi sangat dibutuhkan Pos SAR di kawasan kepulauan terpencil tersebut untuk peningkatan potensi kasus dan bencana di Simeulue menjadi salah satu pertimbangan utama.

Kepala Kantor SAR Banda Aceh yang  baru ini merincikan tiga Pos SAR yang ada saat ini yaitu Pos SAR Meulaboh selama ini memberi penanganan jika terjadi musibah bencana di wilayah Aceh bagian Barat dan Selatan. Sedangkan untuk wilayah Timur dan Utara ditangani  Pos SAR Langsa. Untuk wilayah Aceh bagian Tengah penanganan bencana dilakukan tim di Pos SAR Kutacane, Aceh Tenggara.

“Usulan untuk menambah pos di Aceh sudah disetujui oleh Basarnas pusat, tim akan segera ke Banda Aceh dalam beberapa hari ini untuk mengkaji ulang,” ujar Budiawan.

Selain itu, tambah Budiawan  untuk meningkatkan kapasitas penanganan musibah, Kantor SAR Banda Aceh juga akan membentuk satuan tugas di tiga kabupaten dan kota yakni Banda Aceh, Gayo Lues, dan Nagan Raya.

“Saat ini Basarnas Aceh baru memiliki  20 Satgas di 20 kabupaten/kota di Aceh,” demikian Budiawan.

Basarnas Aceh memiliki tanggung jawab pada kegiatan-kegiatan  penyelematan korban pada musibah pelayaran dan penerbangan dan serta membantu BPBA saat terjadi bencana, seperti banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Lhoong, Aceh Jaya, dan Aceh Barat seminggu terakhir ini. (saniah ls)