ACEH BARAT DAYA – Anggota DPD-RI asal Aceh, Rafli Kande mengelar pertemuan dengan Bupati Aceh Barat Daya, Jufri Hasanuddin guna membahas rencana pembangunan pembangkit listrik Krueng Batee di Kecamatan Kuala Batee. Pertemuan digelar di Mess Pemkab Abdya di Banda Aceh, beberapa waktu lalu, 1 April 2015.
Pada pertemuan anggota Komite II DPD-RI, Rafli dengan Bupati Abdya, sebagaimana yang disampaikan oleh tim Rafli yang dikirim melalui email yang diterima, 9 April 2015, turut dihadiri oleh Profesor Jiang Suohong sebagai Senior Engginer Bidang Power Hidro Energi dari Beijing, Poerwo dari LIPI.
Pada kesempatan itu, Poerwo mengatakan, pembangunan PLTA Krueng Batee yang akan menelan biaya investasi mencapai Rp.2,6 triliun, akan dilaksanakan pembangunannya oleh PT. Rich Land Power Investment Indonesia dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan juga manfaat yang multi fungsi untuk membangkitkan energy sekitar 150 MW.
“Selain untuk membuat pembangkit energy, pembangunan PLTA Krueng Batee juga dapat difungsikan untuk alokasi air minum ke masyarakat, irigasi, wisata, dan cadangan air untuk dusun kering disekitarnya,” jelas Poerwo.
Lebih lanjut Poerwo menambahkan, pembanguna PLTA ini menggunakan metode terowongan bawah tanah (underground) sehingga tidak menggangu hutan lindung, tanah masyarakat, serta tidak menggangu keberlangsungan ekosistem lainnya seperti binatang , serta akan menyuburkan tanah disekitarnya,” kata Poerwo yang sudah lama bertugas di Aceh.
Prof. Jiang mengatakan, prospek pembangunan PLTA di wilayah Indonesia bagian Sumatera khususnya Aceh sangat diminati oleh investor dari China dan Rencana Pembangunan PLTA Krueng Batee masih tergolong sederhana dan mudah pembangunannya yang pernah saya kerjakan.
Sementara itu Bupati Aceh Barat Daya, Jufri Hasanuddin mengatakan, sangat mengapresiasi pertemuan ini dan pemerintah daerah juga sangat welcome akan mendukung upaya pembangunan pembangkit PLTA Krueng Batee demi kemakmuran dan kesejateraan masyarakat sejauh tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku dan mendapat izin dari kementerian terkait.
Menyangkut perundang-undangan dan regulasi Rafli mengatakan, akan membantu melakukan koordinasi dengan Menteri kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk mendukung sepenuhnya program ini.“Jika kita lihat rencana pembangunan PLTA ini dari prospek energy yang di hasilkan cukup siginifikan dan penerapan teknologi ramah lingkungan, kementerian harus merespon ini dengan baik dan mendorong untuk membangun energy terbarukan di Aceh, ” kata Senator asal Aceh, Rafli.
Menurut Rafli pembangunan PLTA Krueng Batee juga merupakan bagian dari upaya menyukseskan program presiden Jokowi untuk ketahanan energy yang menargetkan 35.000 MW seluruh Indonesia dan Potensi energy tenaga hidro Aceh sangat besar, untuk wilayah di pantai Barat Selatan Aceh sendiri memilik sumber energy hidro sekitar 2.500 MW sedangkan kebutuhan listrik di seluruh Aceh hanya 450 MW pada beban puncak.
“Dalam waktu dekat saya juga akan melakukan pertemuan dengan pemerintah Aceh Selatan guna membicarakan rencana pembangunan PLTA Krueng Kluet yang dapat membangkitkan tenaga listrik sekitar 300 MW. Jika PLTA Krueng Batee dan Krueng Kluet terlaksana maka Aceh sudah memiliki energi pembangkit listrik yang sangat besar,” demikian kata Rafli. (nasruddin oos)