Walikota Banda Aceh Minta ADG Dialokasikan untuk Kegiatan IRT  

AcehNews.net|BANDA ACEH – Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE menegaskan kepada aparator gampong/desa di kotanya agat mengelola dana gampong secara transparan dan juga meminta agar Alokasi Dana Gampong (ADG) dialokasikan juga untuk kebutuhan ibu rumah tangga.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri pelantikan Keuchik Lampaseh, Syamsul Bahri, periode 2016-2022 oleh Camat Meuraxa, Heru Triwijanarko, Kamis (28/01/2016).

“Aparatur gampong harus mengelola ADG secara transparan, akuntabel, dan memastikan dana tersebut bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat. Jangan lupa, anggaran untuk ibu-ibu juga ada porsinya dalam ADG,”tegas Illiza yang disambut tepuk tangan kaum ibu yang hadir.

Kata Illiza, untuk mendukung pengelolaan dana desa yang terukur dan tepat sasaran, buatlah perencanaan yang didukung database yang baik. Sehingga dapat diketahui apa-apa saja keperluan gampong, mulai dari infrastruktur hingga pemasaran hasil kerajinan maupun kue produksi gampong.

Walikota juga menyinggung perkembangan aliran sesat khususnya Gafatar yang kini tengah menjadi isu nasional. Dalam waktu dekat, ungkap Illiza, pihaknya akan diundang MUI pusat untuk mempresentasikan langkah Pemko Banda Aceh yang dinilai berhasil meredam penyebaran aliran sesat.

“Empat tahun lalu, kita berhasil mengusir Milata Abraham yang kemudian menjelma menjadi Gafatar dan kini mereka juga tumbuh di daerah lain di Indonesia. Untuk itu, mari terus kita perkuat pageu gampong terutama melalui peran pemuda untuk mengantisipasi aliran sesat kembali ke kota kita. Kota ini milik kita, mari kita jaga bersama,” ajak Illiza.

Tak ketinggalan, Illiza mengajak seluruh masyarakat untuk menyukseskan Banda Aceh sebagai salah satu kota yang ditetapkan pemerintah pusat untuk menjadi pilot project kantong plastik berbayar.

“Pak keuchik juga harus mensosialisasikan hal ini,”minta Illiza.

Seperti diberitakan sebelumnya, dengan adanya program ini warga diharapkan agar membawa kantong plastik atau tas sendiri dari rumah untuk membawa pulang barang belanjaannya. Jika tidak, maka akan dikenakan biaya tambahan untuk setiap kantong plastik yang digunakan dari toko.

Program yang dicanangkan pemerintah untuk menekan jumlah sampah plastik ini akan dimulai di swalayan dan pusat perbelanjaan modern lainnya di Banda Aceh.

“Jika tidak kita mulai sekarang, maka pada 2020 nanti diperkirakan Indonesia akan dipenuhi dengan sampah plastik. Ini sangat berbahaya bagi lingkungan dan Bumi kita karena limbah plastik baru bisa terurai 100 tahun kemudia oleh tanah,” pungkas Illiza. (zoel m)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *