Tukang Pijat Tuna Netra Kehilangan Penghasilan di Banda Aceh  

BANDA ACEH – Hadirnya tempat-tempat bugar refleksi di Banda Aceh berdampak pada kalangan penyandang tuna netra yang berkerja sebagai tukang pijat karena mata pencarian mereka menjadi berkurang. Akibatnya, tak sedikit dari mereka turun ke jalan menjadi pengemis untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.

Hal itu dikemukakan Ketua Lembaga Pengembangan Tuna Netra Aceh wilayah Banda Aceh, Syarifuddin pada pertemuan dengan anggota DPRK Banda Aceh,  Zulfikar Abdullah yang reses di Gampong Neusu Aceh, berapa hari lalu di Banda Aceh, Sabtu (7/2/2015).

“Tempat-tempat bugar refleksi memiliki fasilitas yang lebih lengkap sehingga pelanggan mereka banyak yang lari ketempat tersebut, untuk itu mereka meminta adanya perhatian serius dari Pemko Banda Aceh untuk mencarikan solusi bagi mereka,” kata Syarifuddin.

Anggota DPRK Banda Aceh Zulfikar Abdullah pada kesempatan itu, meminta Pemko Banda Aceh untuk campur tangan melakukan spesialisasi kepada kaum penyandang cacat dan disabilitas, karena dari sisi kemanusian mereka juga harus menjadi prioritas pemerintah, sehingga kehidupa mereka berkelanjutan mengingat pada umumnya kemampuan mereka banyak di juru pijat.

“Sebenarnya ini bisa dilihat dari dua sisi, sisi bisnis dan sisi kemanusian, kalau sisi bisnis maka pasti ini adanya persaingan, tapi dari sisi kemanusian mereka ini perlu prioritas sehingga kehidupan mereka berkelanjutan. Saya juga tidak menyalahkan refleksi yang hadir, tapi pemerintahnya yang harus campur tangan agar mereka tidak hilang pekerjaan,” kata Zulfikar yang juga sekretaris komisi A DPRK Banda Aceh.

Zulfikar berharap Pemko Banda Aceh serius menanggapi persoalan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas. Pemko diminta untuk  memfasilitasi karena  banyak juga diantara disabilitas yang punya keahlian khusus.

Menurut dia, campur tangan pemerintah akan membantu pemerintah dalam rangka untuk mengurangi jumlah gepeng di Banda Aceh yang semakin banyak jumlahnya. Disamping itu Zulfikar juga berharap adanya perhatian khusus dari pemerintah kepada anak dari disabilitas. Dikhawatir karena faktor ekonomi, jika anak dibiarkan tidak sekolah akan menjadi pengemis seperti orang tua mereka. (agus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *