BANDA ACEH | AcehNews.net – Tersetrum listrik, dua warga di Gampong Lam Kawee, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, tersetrum listrik, beberapa waktu lalu, Kamis (08/03/2018) atau sekira pukul 17.00 WIB. Hal itu terjadi saat keduanya tengah memasang kanopi rumah milik Said Thaha (50), swasta, yang juga warga gampong setempat.
Kapolsek Darul Imarah, AKP Agus Priadi saat dikonfirmasi AcehNews,net, Sabtu (10/03/2018) mengatakan, kedua Korban bernama Wahyu Fadrin (36) dan Nazarudin (25).
“Saat itu keduanya sedang mengelas kanopi depan pemilik rumah, korban Nazarudin memegang besi sepanjang kurang lebih 6 meter,” ujarnya Sabtu (10/03/2018).
Tanpa disadari, besi yang dipegang Nazaruddin menyentuh kabel listrik bertegangan tinggi (kabel telanjang) yang menyebabkan kedua korban tersengat listrik. Keduanya pun tidak sadarkan diri dan dilarikan warga ke Rumah Sakit Umum Meuraxa, Banda Aceh, untuk mendapatkan penanganan medis.
“Sekira dua jam kemudian, korban Nazaruddin dinyatakan meninggal dunia, korban dikebumikan di kampung halamannya kemarin. Sedangkan seorang lagi, Wahyu Fadrin di rawat di rumah sakit tersebut,” jelas Kapolsek.
Pada Sabtu hari ini, sekira pukul 12.00 WIB tadi, sambung Kapolsek, Wahyu Fadrin pun menghembuskan nafas terakhirnya. “Korban dibawa pulang pihak keluarga untuk dilakukan pemakaman di kampung halamannya,” katanya lagi.
Kedua korban tersetrum listrik, menurut Kapolsek karena terlalu rendahnya kabel listrik bertegangan tinggi (kabel telanjang) milik PLN yang berada dekat dengan areal pemasangan kanopi. Akibatnya, keduanya meninggal dunia karena mengalami luka bakar 60 persen.
“Korban Wahyu Fadrin bahkan sempat terjatuh dari pagar saat tersetrum,” ungkapnya.
AKP Agus Priadi mengaku, hingga kini kabel listrik bertegangan tinggi tersebut pun belum dibenahi oleh PLN.
Sementara, T. Bahrul Halid, Deputi Manager Hukum dan Humas PLN Wilayah Aceh yang dikonfirmasi AcehNews.net, Sabtu malam (10/03/2018) mengatakan, untuk ketinggian kabel masih 2.5 Meter dari kanopi yang dibuat pemilik rumah.
“Untuk ketinggiannya sudah standard dari tanah,” demikian klaim Bahrul. (hafiz)