BANDA ACEH | AcehNews.net – Sumur minyak ilegal milik warga yang belum diketahui identitasnya oleh pihak kepolisian, mengandung gas yang berada di Gampong Pasi Puteh, Kecamatan Rantau Peureulak, Rabu (25/4/2018) sekira pukul 01.30 WIB meledak. Hingga berita ini diturunkan belum diketahui penyebab meledaknya sumur minyak ilegal yang menewaskan 10 orang dan 17 jiwa lainnya mengalami luka bakar berat dan ringan.
Menurut informasi yang diterima AcehNews.net dari kepolisian setempat, sumur minyak meledak sekira pukul 01.30 WIB, yang menyebabkan lima unit rumah warga terbakar, dengan rincian tiga unit ludes terbakar dan dua unit rusak berat.
Sementara itu, pada jam 06.00 WIB, Personil Sat Intelkam Polres Aceh Timur, beserta Kanit Intel Polsek Ranto Peureulak, telah melakukan Pulbaket terhadap peristiwa ledakan sumur minyak tersebut.
Menurut keterangan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, salah seorang warga di Desa Pasi Putih, pada Rabu sekira pukul 24.00 WIB telah keluar minyak dari sumur yang dibor secara tradisional milik warga yang belum diketahui pemiliknya. Lokasi sumur ini ada di sekitar rumah milik Zainabah.
“Sumur tersebut mengeluarkan minyak dan gas dan di saat bersamaan datang sekelompok warga untuk mengambil minyak yang keluar dengan cara dileles,” ujar Sutopo.
Adapun sekelompok orang yang sedang mencari minyak mentah tersebut berjumlah lebih dari 10 orang. Saat mengetahui produksi minyak mentah ini melebihi kapasitas, jelas Sutopo, beberapa warga berdatangan ke lokasi guna mengambil tumpahan minyak yang tidak tertampung tersebut
“Setelah beberapa lama tepatnya pukul 01.30 WIB, terjadi ledakan yang menimbulkan kebakaran. Penyebab terjadinya kebakaran belum diketahui,” kata Sutopo.
Sepuluh jenaza yang ditemukan di lokasi hingga pagi tadi masih mengalami kendala dalam proses evakuasi dikarenakan api nelum berhasil di padamkan. Kemudian jenazah korban terbakar dibawah ke Puskemas Ranto pe Peureulak dan korban luka telah dirujuk ke RS. Zubir Mahmud, RS Grahan Bundan (Idi Rayeuk), dan RS Sultan Alaidinsyah (Peureulak). (saniah ls)