Saham Produsen Sari Roti Menurun

JAKARTA – Saham Nippon Indosari Corpindo terkoreksi 20 poin atau 1,32 persen menjadi Rp 1.500 per lembar pada perdagangan Rabu (7/12/2016) kemarin.

Sepanjang perdagangan kemarin, saham emiten berkode ROTI itu tak terlalu banyak mengalami pergerakan. Transaksi saham perusahaan produsen Sari Roti itu hanya terjadi sebanyak 2.980 lot senilai Rp 448 juta. Saham perusahaan disebut-sebut tertekan menyusul boikot peserta aksi 212 berlabel superdamai pekan lalu.

Analis Erdikha Elit Sekuritas Wilson Sofan menilai koreksi saham perusahaan bukan karena bantahan menajemen terlibat dalam aksi 212. Menurutnya, tidak ada korelasi antara tindakan politik dengan harga saham. Artinya, pelemahan saham Sari Roti bersifat wajar.

”Dalam kondisi market dinamis, koreksi saham Sari Roti wajar,” tutur Wilson.

Wilson menambahkan, ajakan boikot pembelian produk Sari Roti diprediksi tidak bakal menggangu penjualan. Ajakan boikot juga tidak mengganjal performa, baik secara operasional maupun kinerja keuangan. Sebab, produk perusahaan sudah dikenal masyarakat luas.

”Produk Sari Roti beragam dan menyebar pada sejumlah minimarket. Dan, secara segmen pasar menyentuh kalangan menengah ke atas. Jadi, aksi boikot dan gerakan saham tidak bisa disamakan,” tegasnya.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menambahkan pelemahan saham itu tidak lebih dari dinamika pasar. Tindakan perusahaan dianggap sudah tepat untuk menjaga independensi dan kualitas produk.

”Sebagai penguasa pasar, Sari Roti melakukan tindakan tidak menyimpang,” ucap David.

Aksi boikot, sambung David, sejatinya tidak mudah diaplikasikan. Pasalnya, Sari Roti mempunyai dan didukung jaringan pemasaran luas dengan penetrasi cukup dalam. Selain itu, perusahaan menjalin aliansi strategis dan berafiliasi dengan ritel Indomaret.

”Dengan dukungan Indomaret, posisi Sari Roti tidak mudah digoyang,” tegasnya. (jpnn.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *