Sahabat Laut Gelar Traveling Edukasi di Pulau Aceh Tentang Sampah

JANTHO – Puluhan relawan peduli lingkungan mengadakan kegiatan Travelling Edukasi di Pantai Deudap Mukim Pulau Nasi Kecamatan Pulo Aceh, dari 19 hingga 21 Januari 2018.

Pada kegiatan yang di selenggarakan oleh komunitas Sahabat Laut (Salut) dan Indonesia Nol Sampah (INOS ) dihadiri sebanyak 22 orang peserta dari berbagai macam latar belakang dan profesi.

Kegiatan yang dinamakan traveling edukasi jelas Ketua Panitia Aldi Febryan bertujuan untuk mengedukasi peserta tentang sebaran sampah botol plastik di Pulau Nasi dan pengenalan wisata alam Pulau Nasi.

Dia berharap agar peserta yg mengikuti kegiatan ini bisa mengispirasi orang-orang yang ada disekitar agar lebih bijak dalam penggunaan plastik, baik botol, maupun plastik. Selain itu, aldi juga berharap agar setiap peserta agar menggunakan botol minuman (tumbler) yang dapat di gunakan berulang-ulang, hal ini bertujuan agar kita bisa sedikit menekan penggunaan sampah botol plastik.

“Kita berharap kegiatan seperti ini akan terus dilakukan agar dapat mengedukasikan kepada seluruh peserta kegiatan dan masyarakat akan bahaya sampah di laut,” ujarnya.

Keucik Gampong Deudap, Irvan mengatakan, sangat mendukung acara seperti ini, karena sangat jarang ada pemuda yang peduli terhadap sampah ingin terjun langsung ke lokasi pesisir pantai untuk melaksanakan aksi bersih pantai dan edukasi sampah.

Harapan Irvan kegiatan yang dinilainya cukup positif ini dapat mengatasi persoalan sampah pesisir dan peran pemuda pegiat lingkungan lebih aktif hingga terus dapat melakukan kegiatan ini di Pulau Nasi khusunya pantai Deudap yang merupakan pantai yang selalu menjadi tujuan buangan sampah laut.

Sementara itu, Crisna selaku mentor aksi dari Sahabat Laut mengatakan, kegiatan traveling eduksi meruapakan kegiatan pendidikan tentang pembersihan pantai, namun bukan sekedar membersihkan tapi juga mendata sampah yang sudah dikutip dengan menggunakan motode National Oceanik and Atmosperic Admimistrasion (NOAA) yaitu memilah sampah berdasarkan jenis smpah, ukuran, merek dan asal negaranya.

Secara global, sebut Crisna, sampah di bagi menjadi tiga klasifikasi, sampah plastik botol, plastik non botol dan sampah lainnya yang selanjutnya di bagi lagi menjadi subclassnya.

“Kegiatan ini mengedukasi kita, sampah mana yang paling banyak di temukan di pantai dedap dan siapa produsen dari sampah tersebut sehingga diharapkan dapat bertanggung jawab atas sampah dari produk mereka,” demikian pungkasnya. (hafiz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *