PK 2015 di Kota Banda Aceh,
Rumah Walikota Pertama Didata Petugas

BANDA ACEH  – Memasuki 1 Mei 2015, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BkkbN) meluncurkan program Pendataan Keluarga (PK) 2015 secara serentak di seluruh Indonesia. Di Banda Aceh, pendataan keluarga dimulai dari rumah Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE di Gampong Lamdingin, Kecamatan Kuta Alam, Sabtu (2/5/2015).

Turut hadir Kepala Perwakilan BkkbN Aceh, Drs. M. Natsir Ilyas M.Hum berserta jajarannya, Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (KPPKB), Ir Badrunnisa berserta jajarannya, Kabag Humas Setdako Banda Aceh, Drs Marwan Sekcam Kuta Alam, Reza Kamilin berserta istri, dan petugas pendataan Gampong Lamdingin lainnya.

Nasir Ilyas pada kesempatan itu mengatakan, data yang akan dihimpun oleh petugas pendataan keluarga dari rumah ke rumah akan digunakan untuk program operasional kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) yang nantinya akan dipakai sebagai data demografi, keluarga berencana, keluarga menurut tahapan keluarga sejahtera, dan data base bagi anggota keluarga di Aceh. Sedangkan tujuan umumnya tersedianya data keluarga by name by address.

“Pendataan keluarga yang dilakukan dari 1-31 Mei 2015 merupakan tahun pertama Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJM) tahun 2015-2019. Data ini akan di-update setiap tahun dan dipergunakan untuk mendukung program operasional KKB,” jelas Natsir Ilyas.

Lanjutnya, ada sekitar 1,217,616 jiwa Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di 6.455 desa di Aceh yang akan didata sekira 13 ribu petugas pendataan. Petugas-petugas ini katanya lagi, dibekali seragam dan tanda pengenal khusus.

“Kami mengharapkan masyarakat pro aktif memberikan informasi data keluarga yang benar kepada petugas saat di data. Karena data yang valid ini tidak saja digunakan untuk kepentingan operasional program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), tetapi juga akan digunakan untuk perencanaan pembangunan kependudukan baik bagi pemerintah daerah dan maupun kementerian lainnnya,” kata Natsir Ilyas.

Hal lainnya, ia juga menyebutkan tingkat kesejahteraan keluarga di Banda Aceh saat ini telah baik yang ditandai bahwa Kota Banda Aceh telah memasukan bonus demografi, dimana terdapat 100 tenaga kerja yang menanggung biaya hidup untuk 44 orang.

“Untuk Provinsi Aceh hanya Banda Aceh dan Aceh Barat yang mendapat bonus demografi, kalau di daerah lain angkanya masih di atas 50,” sebut Kepala Perwakilan BkkbN Aceh kepada wartawan.

Sementara itu, Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE usai didata petugas pendataan keluarga di kediamannya mengatakan, Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh sangat mendukung program tersebut, karena menurut Illiza data keluarga yang dihasilkan nanti bisa bermanfaat untuk mengukur tingkat kesejahteraan keluarga di Banda Aceh.

“Mudah-mudahan, seluruh petugas pendataan bisa mendapatkan data yang valid dengan langsung mendatangi masyarakat. Jangan hanya duduk di atas meja dan memakai data lama,” pesan Illiza.

Mengenai program KB, Illiza mengatakan bukan persoalan dua anak lebih baik, tetapi juga harus dilihat dari sisi kemampuan ekonomi keluarga. Dan yang terpenting lagi kata Illiza, jangka waktu kehamilan dan kelahiran perlu diperhatikan demi keselamatan dan kesehatan bagi ibu dan anak.

“Masyarakat harus mengetahui bicara program KB bukan bicara jumlah anak ideal dan alat kontrasepsi saja, tetapi program KB mengatur jarak dan merencanakan kelahiran, masalah kesehatan reproduksi, kesehatan ibu dan anak, dan perkembangan balita,” demikian kata Illiza mengakhiri wawancara dengan awak media yang hadir di kediamannya.

Kota Banda Aceh memiliki 90 desa dan 9 kecamatan dengan jumlah 224.209 KK. Sedangkan Gampong Lamdingin memiliki jumlah kepala keluarga sekitar 565 KK yang siap di data.(saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *