Pandemi Covid-19
Pimpinan Dayah di Subulussalam Ajak Ulama dan Santri se-Aceh Doa Bersama Serentak

SUBULUSSALAM | AcehNews.net – Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah Kota Subulussalam, Teungku Qaharuddin, mengajak seluruh ulama dayah dan santri se Aceh untuk melakukan doa bersama serentak di seluruh Aceh.

Hal ini disampaikan Teungku Qaharuddin, kepada istri Plt Gubernur Aceh, Dyah Erti Idawati, saat berkunjung ke Kota Subulussalam, pada pertemuan ulama dan pimpinan pesantren, di Pendapa Walikota, Jum’at (29/5/2020).

“Baru diinstruksikan melalui MPU melaksanakan qunut nazilah dalam setiap salat. Saran saya doa serentak itu perlu dilakukan sebagai bagian dari ikhtiar kita. InsyaAllah doa ulama dan didampingi para santri yang notabene masih bersih akan dijabah Allah. Insya Allah,” kata Qaharuddin yang juga anggota MPU Aceh utusan Kota Subulussalam tersebut.

Qaharuddin meminta Dyah Erti Idawati menyampaikan hal tersebut kepada Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah. Menjawab itu, Dyah mengatakan dirinya akan menyampaikan hal tersebut dan Dyah juga mengharapkan bantuan para ulama dayah untuk memberikan maklumat pada masyarakat, agar mematuhi protokol pencegahan Covid-19.

“Kerja sama perlu kita perkuat lagi. Dengan bantuan ulama, para ustadz, dan tengku semua, saya percaya masyarakat akan lebih tersentuh dan masyarakat, Insya Allah akan mendengar imbauan para ulama,” demikian kata Dyah.

Terkendala Guru
Ketua Forum Komunikasi Pimpinan Dayah (FKPD) Subulussalam, Ustadz Amrullah, mengatakan, lamanya libur santri telah memberikan mudharat yang sangat besar bagi pimpinan dayah di Subulussalam. Pihaknya, kata Amrullah telah menerapkan pembelajaran online, namun keefektifannya hanya mencapai 50 persen.

“Belum lagi dengan problem guru-guru yang berhenti mengajar. Harus diakui dayah-dayah sangat sulit membiayai intensif mereka,” kata Amrullah.

Jelang aktif kembali kegiatan belajar-mengajar, Amrullah meminta dukungan Pemerintah Kota Subulussalam. Hal itu dikarenakan rata-rata guru berasal dari Sumatera Utara.

“Jangan sampai mereka disuruh balik ketika tiba di perbatasan. Mohon solusinya walikota,” kata Amrullah.

Pihaknya, kata Amrullah, sepenuhnya setuju dengan penerapan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah. Mereka, kata Amrullah, sangat mengharapkan ada bantuan alat pengukur suhu dan drum air pencuci tangan yang bakal ditempatkan di gerbang pesantren.

Terkait tenaga pengajar dayah, tersebut, Walikota Subulussalam, Affan Alfian Bintang, menyebutkan pihaknya akan berkoordinasi dengan tim medis khususnya yang bertugas di perbatasan.

Alfian Bintang mengatakan para pengajar ini akan dipandu untuk melakukan karantina secara mandiri, tentu dengan pengawalan tim medis.

“Jika memungkinkan dan alat rapid test tersedia, seluruh tenaga pengajar tersebut akan diperiksa, sehingga kekhawatiran akan terjangkit Covid-19 dapat dihindari. Masalah inu akab jadi PR kami,” demikian pungkas walikota. (Echi/ril)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *