JANTHO | AcehNews.net – Untuk sekian kalinya, Aceh bergerak dan beraksi nyata dalam menanggapi krisis kemanusiaan di beberapa negara yang terpapar konflik. Sejumlah masyarakat Aceh, utamanya para petani, menyiapkan ribuan ton beras kualitas terbaik di masa panen raya ini. Seribu ton beras yang tengah disiapkan tersebut akan dikirim untuk para pengungsi Suriah melalui program Kapal Kemanusiaan Suriah (KKS) yang digagas oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Kepala Cabang ACT Aceh, Husaini Ismail dalam rilis yang dikirimkan ke redaksi AcehNews.net, Kamis (15/03/2018) menyampaikan, 1000 ton beras KKS dipanen dari lahan pertanian seluas 340 hektare dengan melibatkan sekitar 5.0 00 petani lokal yang tersebar di sembilan kabupaten yang ada di Aceh. Sebutnya, seluruh kabupaten tersebut di antaranya Bireuen, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Timur, Aceh Barat, Nagan Raya, dan Aceh Barat Daya (Abdya).
“Proses persiapan beras KKS yang bertepatan dengan puncak panen raya di Aceh amat membantu para petani. Alhamdulillah, momen KKS ini sangat membantu petani untuk kestabilan harga. Biasanya saat panen, harga gabah turun. Program KKS turut menjaga harga jual gabah di kisaran yang cukup tinggi, sehingga menguntungkan petani,” ungkap Husaini.
Keikutsertaan para petani Aceh dalam program Kapal Kemanusiaan merupakan yang pertama kalinya. Menurut Husaini, mereka begitu antusias untuk membantu mengirimkan 1.000 ton beras ke ke Turki, tempat Kapal Kemanusiaan Suriah berlabuh. Hal ini mengingat adanya hubungan diplomatis dan sosial yang erat antara masyarakat Aceh dan Turki bahkan sejak ratusan tahun silam.
“Ikatan sejarah antara Aceh dan Turki cukup kuat, baik dalam hal diplomasi maupun perdagangan dan sosial. Pengiriman beras KKS ini seperti mengulang sejarah. Kakek buyut orang Aceh dulu mengirim lada ke Turki pada zaman Turki Usmani. Generasi sekarang mengirim beras kepada para pengungsi Suriah, baik yang berada di perbatasan Turki-Suriah maupun di Suriah, via Turki,” tutur Husaini.
Bantuan 1.000 ton beras yang akan dikirim KKS menjadi ikhtiar bersama bangsa Indonesia dalam merespons tragedi kemanusiaan yang menimpa warga Suriah yang ada di Ghouta Timur. Sekitar 400 ribu penduduk sipil Ghouta Timur masih terperangkap dalam zona konflik, yang mana situasinya memanas sejak Ahad (18/02/2018) lalu.
Sementara itu, korban jiwa akibat serangan udara yang intens selama beberapa pekan terakhir telah mencapai lebih dari 900 orang. Hal ini berdasarkan data yang dirilis oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), Kamis (08/03/2018).
“Bapak N. Imam Akbari selaku Senior Vice President ACT menekankan bagaimana saat ini, faktanya, tragedi kemanusiaan tengah berlangsung di Ghouta Timur. Manusia-manusia paling rentan, khususnya anak-anak, setiap saat harus meregang nyawa,” kata Husaini.
Saat ini, katanya lagi, ACT Aceh beraksi atas nama kemanusiaan, bantuan berasal dari latar belakang yang berbeda. “Kami Lembaga kemanusiaan, tugas kami beraksi menolong korban konflik dan mengajak banyak orang untuk peduli bersama. Kami, Insya Allah berikhtiar semaksimal mungkin untuk mencapai Suriah, bekerja sama dengan mitra-mitra kami,” terang Husaini.
Sementara itu, Kapal Kemanusiaan Suriah insya Allah akan lepas sauh di Pelabuhan Belawan, Medan, pada 21 April 2018. Menurut Insan Nurrohman selaku Vice President ACT sekaligus Penanggung Jawab Kapal Kemanusiaan Suriah, KKS rencananya akan berlabuh di Pelabuhan Mersin, Turki.
“Seribu ton beras akan diangkut oleh 40 kontainer yang ada di gudang beras kami di Aceh. Insya Allah, 40 kontainer ini akan kami lepas secara resmi pada 18 April mendatang, menuju Pelabuhan Belawan, Medan. Insya Allah, pada 21 April nanti, seribu ton beras itu siap dilayarkan menuju Turki,” jelas Insan Nurrohman.
Selain menggagas Kapal Kemanusiaan Suriah untuk merespons krisis di Ghouta Timur, ACT juga telah mengirimkan Tim Sympathy of Solidarity (SOS) for Syria XIV pada akhir Februari lalu. Bantuan kemanusiaan berupa Dapur Umum dan bantuan musim dingin terus didistribusikan di perbatasan Turki dan Suriah hingga kini. Bantuan serupa juga menyapa pengungsi Suriah yang masih terperangkap dalam bungker-bungker dan rumah mereka di Ghouta Timur.
Selain menyediakan bantuan pada fase tanggap darurat, ACT tengah mempersiapkan program bantuan jangka panjang untuk pengungsi Suriah. Program tersebut bernama Indonesia Humanitarian Center (IHC). IHC rencananya akan fokus pada penyediaan bantuan dasar seperti pangan dan medis. Untuk tahap awal, bantuan logistik yang akan disediakan berjumlah 1000 ton pangan. (hafiz/ril)